Senin, 25 Mei 2009

Suka dan dukaku..adalah bahasa cinta

Menulis pada bagian ini, membuat hati ini ‘penuh dengan cinta’ kenapa ? karena ini akan menjadi pamungkas cerita di buku ini. Kisah-kisah yang saya tulis dengan ‘kekuatan cinta’,… saya paksakan diri ini untuk terus menulis tak berhenti. Saya dengarkan lagu-lagu ‘cinta’. Dengan alunannya yang lembut, syahdu. Membuat saya seperti mengalir dan ikut terbawa pada aliran ‘cinta’.
Ternyata saya sangat mencintai sekolah tempat saya mengajar, saya menyukai semua bagian dan tahap-tahap berada didalamnya. Semua adalah inspirasi yang tak pernah habis.
Pun ketika saya harus jeda ‘sementara’ dari sini, bukan berarti saya tak ‘cinta’. Saya sedang mengikuti alunan hati saya untuk mengalir….dan mengalir. Saya ingin murid saya mendapat pembelajaran yang ‘berbeda’, saya ingin mereka belajar tidak hanya dari saya. Gurunya…yang mengaku guru IT, sebenarnya masih sangat ‘gaptek’….. he he he.
Saya ingin meneruskan perjalanan saya,…menuai banyak cerita pada perjalanan hidup berikutnya. Ibarat burung…yang sudah lama hinggap, kini saatnya saya ‘terbang’ kembali……terbang membawa cinta yang ‘besar’.
Seperti lagunya..It’s the end of the world….but it’s not my ending of life….tiba-tiba air mata saya mengalir, padahal saya merasa saya sudah ‘tegar’. Tapi memang saya tidak punya hak untuk melarang airmata ini tumpah. Bayangan siswa saya tercinta….kesalahan saya dalam mengajar, ketidak sabaran saya. Menari-nari…oh sebenarnya saya harus berani mengakui saya…belumlah guru yang sempurna untuk mereka. Saya harus belajar banyak…untuk itu.
Tadi pagi, tiba-tiba siswa saya di kelas 6 masuk ke lab…mereka meminta do’a untuk kelancaran mereka mengerjakan soal-soal UASBN. Mereka juga meminta maaf pada guru-gurunya. Saya makin tergugu….”Nak,….harusnya kamilah yang mendatangi kalian, dan meminta maaf.”
Hati ini berbisik lirih…..” waktu perpisahan sudah dekat…….”
Wajah-wajah rekan tercintapun menari dipelupuk mata, umi diah, “ Kemana saya bertanya…dan bercerita, umi lah ‘orangtua’ yang mempunyai kekuatan kata ‘qaulan tsaqila’ yang kan ku rindu selalu.
Neng fifi, “ Siapa yang akan ku ‘goda’ dan menemani perjalananku ? yang tahu, apa yang kubutuhkan dan kurasakan sebelum aku ‘meminta’, siapa yang akan mengingatkan ‘kebandelanmu’, dalam kondisi fisik yang sering melemah.
Mami Anis, “ saudara kembarku yang tak mirip, tapi kita punya ‘kesamaan’ sebagai orang yang mencoba untuk ‘hangat’ dan perduli, tetaplah semangat di life journey.”
Mbak Ayu, “ sahabat cinta, yang penuh cinta….sosok kakak yang tulus dan penuh kasih…terima kasih untuk persahabatan dan persaudaraan yang indah ini.”
Neng aru, “guru luar biasa..darimu ku belajar…ceria……”
Untuk teman-teman semua kepingan cinta yang ku takut jika menyebutkannya, akan membuatku makin tak sanggup ‘terbang’ …..I love all of you…ABATA’s teacher, ABACU’s staff. Ku sebut nama kalian..dan ku patri di hatiku selalu.
The sun shines brightly this morning...... how beautifull
The birds sing a lovely song everyday ............ praise is to Allah
The threes dance beautifully............ giving us fress air for breathing

Donisa penuh cinta
6 Mei 2009

Internet masuk sekolah…? Hore..!!

Penantian yang panjang kami telah berbuah manis. Alhamdulillah akhirnya disekolah kami ada internet. Hal ini akan sangat berguna sekali untuk kemajuan belajar siswa dan peningkatan wawasan untuk para guru.
Anak-anak menyambut dangan semangat, sudah lama sekali mereka ingin belajar internet. Mereka membuat email, mengirim surat, lalu belajar melampirkan file, mencari materi pendukung belajar dan saling ‘add’ di facebook.
Bu alid sebagai guru TI, mengarahkan anak-anak memanfaatkan tekhnologi ini untuk lebih berprestasi. Anak-anak diberi tugas membuat karya cerpen, dan anak-anak sendiri yang akan ‘browse’ mencari cara untuk mengirimkan ke penerbit. Anak-anak sangat tekun, dan berlomba menulis cerpen dengan baik.
Guru-guru juga turut senang dengan adanya internet di sekolah, disetiap waktu luang mereka siap ‘online’ untuk menambah wawasan untuk bahan pengajaran mereka. Semoga Tekhnologi ini bisa membawa manfaat, dengan mengenalkan internet pada siswa dan guru. Akan membuat guru dan murid ‘dekat’ secara ‘maya’. Kenapa ini perlu ? kita tahu perkembangan dunia IT sudah tak terbendung, internet pun akan dengan mudah di pelajari anak-anak dari warnet yang menjamur. Salah satu cara untuk memantau mereka, adalah ‘memasuki’ dunianya.
Cara mengontol anak-anak adalah dengan menjadi sahabat maya siswa, masuk ke facebook mereka, mengirim email tentang nasehat dan artikel bagus. Memberi pengertian dan mengajari mereka bahwa tekhnologi internet ini bisa dioptimalkan untuk mendukung siswa berprestasi.
Salah satu contoh, untuk mengirim artikel, mencari informasi bea siswa, lomba-lomba dan bersahabat dengan teman dari belahan dunia manapun.
So,…jangan takut dengan internet…inilah tantangan kita untuk membekali anak dengan IMTAQ dan IPTEK….!
Oh ya..ada pesan yang hamper tertinggal,…” bapak dan Ibu guru jangan ‘lalai’ ya…tunaikan sholat pada waktunya..jika Adzan sudah berkumandang tutup internetnya. Dan jatah untuk tilawah..jangan dikurangi…karena keinginan untuk selalu ‘berselancar’ didunia maya…..!

Selembut hati Oim

Disekolah kami mempunyai Laboratorium computer yang memadai. Dengan pemenuhan jumlah computer dan jumlah siswa, membuat siswa bisa belajar TI dengan satu computer satu anak. Dengan tingginya tingkat pemakaian dari kelas 1- 6, dan guru. Membuat computer kami sering rusak. Kebutuhan akan IT maintance sudah menjadi hal yang tidak bisa dihindari. Keberaannya membuat computer selalu siap, untuk digunakan.
Orang yang paling sibuk mempersiapkan computer dan jaringan di laboratorium komputer itu adalah Pak Oim, beliau Pj lab sekaligus IT maintance. Bolak-balik pak oim mondar-mandir memeriksa kabel jaringan yang kadang nyambung, kadang ilang, susah ditebak he he he. Wajah serius beliau, terlihat lucu, sasaran empuk untuk kami ‘kerjain’. Yah, begitulah walau kadang beban kerja kami begitu tinggi dengan kesibukan menggunung. Tapi kami selalu bercanda, menyegarkan diri agar tidak jenuh.
Pak Oim orang yang sangat baik, dia dikenal karyawan dengan multi working. Kadang di lab sebagai PJ Lab, kadang di yayasan sebagai admin umum, kadang di TK dan SD karana membetulkan computer / printer error. Belum lagi kerendahan hatinya, yang selalu menerima ‘pekerjaan dadakan’ dari rekan lain yang meminta bantuan padanya. Setiap hari telepon yang berdering mencari dirinya sangat sering dari berbagai bagian.
Suatu saat Pak oim bertanya dengan wajah sendu, “ Bu, bagaimana ya bersikap professional ? saya merasa pekerjaan saya tidak pernah tuntas.”
Sayapun menjawab, “ Kita hanya manusia biasa pak, tangan kita tidak akan sanggup mengerjakan banyak pekerjaan pada waktu yang sama, kita harus memilih mana yang terlebih dulu kita kerjakan, melihat dari prioritas pekerjaan dan kemampuan antum.”
Beliau menambahkan, “ Tapi bu, semua pihak yang berinteraksi dengan saya merasa pekerjaan mereka yang terpenting, dan ada dampak yang kurang baik jika tidak dikerjakan saat itu juga.
Saya menghela nafas dalam-dalam, “ Pak oim, harus belajar…belajar untuk berkata tidak, jika saat itu pak oim tengah mengerjakan sesuatu dan sedang ditunggu pula, dan memberi pengertian bahwa pak oim sibuk, setelah selesai baru pak oim akan bantu.”
Subhanallah, teman saya yang sangat baik ini tidak ingin menyakiti orang lain dengan beliau menolak untuk membantu pada saat itu. Hatinya sangat lembut dan halus. Saya belajar banyak dari kisahnya, sudah seharusnya kita bertanya dengan bijak jika ingin mengganggu atau meminta bantuan orang lain. Misalnya :
“ Pak, lagi sibuk ? boleh saya minta bantuan ? “
Atau, “ Pak, nanti kalau sudah selesai pekerjaannya, saya mau minta bantuannya ya !
Masalah bahasa yang tinggal kita kemas untuk membuat orang-orang seperti Pak Oim nyaman, dan bisa bekerja dengan tenang dan fokus. Belajar sedikit menekan keegoisan sifat kita sebagai watak dasar manusia.

Yang berbeda di HPKA

Kreatifitas, potensi, kecerdasan tiap anak adalah berbeda. Tiap anak membutuhkan wadah untuk mengembangkan dan menguji kompetensinya. Karena hal inilah, sekolah kami mempunyai ide untuk membuat kegiatan yang semua anak bisa berpartisipasi sesuai dengan potensinya.
Hari Pekan Kompetensi Anak ( HPKA ), menjadi wadah yang mengakomodir potensi anak. HPKA dikemas menjadi pekan yang berisi lomba-lomba selama seminggu. Anak-anak boleh mengikuti lebih dari satu lomba. Ada lomba bahasa inggris link and matcah, puzzle, bahasa arab mufradat dan munasabah, Alqur’an hafalan / tahfiz, olimpiade sains, olimpiade matematika, menulis cerita, berpuisi, menari, nasyid, Art handycraft, lomba masak fun cooking dengan orang tua, dan sebagainya.
Setelah selama sepekan siswa mengikuti lomba, maka pada hari terakhir adalah puncak HPKA. Acara yang dikemas sebagai perayaan untuk siswa, ada penampilan grup band islami, tarian, pembagian hadiah, fun cooking, dan yang paling seru adalah bazaar. Bazaar ini menjadi rangkaian lomba dan dinilai, anak-anak boleh berjualan apa saja.
Dalam Bazar kebanyakan anak-anak menjual makanan dan minuman seperti jus, sari kedelai, burger buatan mereka sendiri, mie, aneka snack, sosis, roti dan lain-lain. Mereka juga menjual handycraft. Uniknya, jika stan mereka sepi…anak-anak akan menjajakan dagangannya keliling. Tidak hanya area bazaar, namun ke luar sekolah, kepada orang tua pengantar anak, pada staf yayasan, dan lain-lain. Terlihat sekali anak-anak sangat bahagia, dan bersemangat.
Kami para guru, sudah menyiapkan uang untuk berbelanja. Subhanallah…dengan mengajarkan mereka berwira usaha, akan melatih life skill mereka. Kami para guru bahagia,…orang tua juga sangat mendukung. Mereka bangga, ketika putra putrinya berhasil menjual barang dagangannya, dan membawa cerita kehidupan yang luar biasa. Walau…saya tahu antara modal yang dikeluarkan para orang tua untuk dagangan ananda, tidak imbang dengan pendapatannya.
HPKA hadir dari para guru yang kreatif, dari orang tua yang selalu mendukung dengan waktu dan sarananya…semoga terus bersinergi untuk memberikan terbaik buat ananda.

Entrepreneur Sekolah

Dimanakah kita bisa belajar entrepreneur ? berwira usaha dengan trampil dan berani. Jawabannya adalah di sekolah kami. Memang, entrepreneur sendiri belum masuk menjadi bagian kurikulum sekolah. Namun, kami para guru terlah memulainya. Yah, dengan semangat kami memulai dan ‘memaksa’ diri untuk menciptakan peluang.
Dalam kondisi terbatas dalam ekonomi membuat kami berfikir untuk melakukan terobosan. Tentu mengharapkan gaji dari guru, itu tidaklah cukup. Mengingat banyaknya kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, bea sekolah anak, membayar kontrakan, cicilan motor, belum lagi jika anak sakit dan sebagainya.
Cara cerdas untuk mengatasi masalah ini hanya dengan mengoptimalkan ikhtiar. Dulu sebelum mencoba dunia usaha, saya selalu kas bon di akhir-akhir bulan. Karena tidak adanya pemasukan lain. Namun alhamdulillah Allah menunjukkan jalan, dengan sedikit kreatifitas kami membuka usaha on air kami…Toko Herbal On air. Kenapa On air ? karena modal kami hanya lembaran catalog barang dan harga, kemudian no telp kami. Dan kami akan mengirimkan pesanan, lewat telepon langsung ke pemesan. Untuk itu kami bekerja sama dengan toko-toko herbal yang sudah besar, berdasar dari referensi teman. Ketika ada pesanan, baru kami ambil barang di toko, lalu kami antar. Hmmm kreatif bukan…? Kami tidak perlu sewa toko…modal kami hanyalah kertas dan telepon.
Dengan memanfaatkan jaringan yang luas di sekolah, guru-guru dan orang tua murid. Pelan namun terasa usaha kami tetap eksis sampai sekarang. Setelah beberapa saat, kami mulai berani mengajak teman untuk menginvestasikan modalnya pada kami. Akhirnya kami membuka toko herbal dan klinik bekam. Apakah kami berhasil ? hmmm ternyata peluang yang kami tangkap tidak sepenuhnya prosepektif. Dengan membuka toko…kami harus mengeluarkan dana untuk sewa, stok barang, dan membayar karyawan. Apalagi kami tidak ada yang focus mengurus toko..saya dan suami tetap mengajar. Akhirnya pengeluaran toko jauh lebih besar dari pendapatan. Kamipun terus menumpuk hutang.
Yah, kami belajar banyak dari jatuh bangun dibisnis ini. Kami pun mulai melirik bisnis on line. Berjualan lewat internet. Selain kami tidak usah sewa tempat, dan stok barang, serta membayar karyawan untuk menjaga toko. Bisnis on line mulai marak, kita akan temukan pembeli-pembeli aktif yang memang mencari barang yang mereka butuhkan. Bukan pembeli ‘pasif’ yang sekedar iseng tanpa tujuan.
Sekarang hampir seluruh kebutuhan teman-teman akan herbal, kami yang penuhi. Tidak hanya dari kalangan para guru, orangtua murid, pasien-pasien kami dan relasinya. Menjadikan herbal konsumsi wajib mereka. Alhamdulillah
Hal yang sangat membahagiakan adalah sekarang di sekolah kami makin banyak ‘pengusaha-pengusaha’, ada Pak mana sang pengusaha batik, Bu dina ‘penjual’ coklat silverqueen harga pabrik, Vivi yang melirik usaha snack kering dan sering jadi sponsor acara rapat ( snack nya diborong untuk konsumsi…..). Selain itu…ada pengusaha pulsa mbak wati, sekaligus jualan roti buaya yang laris manis. Ada ibu suminar yang melirik bisnis gelang mutiara. Hmmm laris manis juga. Oh ya ada neng upi, ‘juragan’ gamis dan fashion. Ada pak ibud yang menggunakan marketing lewat brosur untuk jualan buku murah. Belum lagi uni anti yang menjadi agen Tupper ware, siap melayani pesanan, yang bersaing dengan Tullipware-nya neng dede. Dan dengan bergabungnya mbak liza, sebagai guru Qur’an juga menguatkan jaringan penguasaha abata. Beliau siap menjual kerudung lucu untuk para balita.
Subhanallah…adakah nama pengusaha abata yang belum kami sebut ? oh tentu ada…sekarang disekolah kami sudah berdiri koperasi. Ada porduk andalan pampers murah yang di distribusikan oleh guru-guru sendiri.
Hmmm…berjuta peluang akan selalu hadir sobat..guruku…dan kita tidak akan terjebak lagi pada lubang kemiskinan terus menerus, saatnya bangkit dan ‘memulai’..sekarang juga !
Ya guru …ya entrepreneur ..Siapa takut !

Antara Guru dan Dokter bekam

Saya termasuk seorang ‘pembelajar’, senang sekali memperlajari ilmu-ilmu diluar bidang profesi kita. Semua berawal dari kecintaan kami terhadap pengobatan Thibbun Nabawi. Suami yang lebih dulu belajar tentang bagaimana rasulullah menjaga kesehatannya ? kami temukan banyak hal yang sederhana namun sangat bermanfaat untuk kesehatan.
Madu…adalah salah satu makanan terbaik, yang sangat bermanfaat bagi tubuh, bahkan di Al qur’an ada surat An nahl yang membahas tentang keajaiban madu. Kami pun menjadikannya menjadi suplemen wajib setiap hari. Karena madu merupakan antibiotik alami yang bisa melawan semua virus / bakteri yang merugikan tubuh, madu juga sumber energi dan vitamin. Ada lagi….habatussauda….adalah bijih hitam, dengan nama latin nigella sativa..ada hadist yang shahih bukhari muslim, bahwa habatussauda adalah obat segala penyakit kecuali maut. Subhanallah.
Makin kami salami cara nabi menjaga kesehatannya…kami makin kagum. Kurma yang Rasulullah konsumsi adalah makanan terbaik, yang sangat bersahabat untuk pencernaan. Sumber energi yang tinggi, bisa menambah trombosit dengan cepat untuk penderita Typus dan DBD. Sari kurma juga sangat baik untuk ibu hamil dan menyusui.
Satu hal lagi…..rasulullah senantiasa menjaga kesehatannya dengan rutin berbekam. Bekam ? yah….bekam adalah proses mengambil darah kotor pada tubuh kita pada penyumbatan darah di pembuluh darah kapiler. Efek yang ditimbulkan adalah badan akan terasa lebih ringan dan sehat.
Nah, menyimak dari kisah rasul, kami semangat sekali untuk belajar. Karena dengan ilmu pengobatan rasul itu, bisa untuk menjaga kesehatan keluarga kami. Kamipun mengikuti bebarapa pelatihan untuk memantabkan keilmuan kami. Untuk bekam selain, belajar dari ustadz yang berguru ke mesir, kami juga belajar sterilisasi dan anatomi penyakit dari seorang dokter sekaligus praktisi bekam juga.
Padahal sebelumnya tak ada bayangan buat saya menguasai ilmu bekam. Pasalnya, saya takut sekali sama darah. Namun, dengan bijak suami saya menyertakan saya pada pelartihan bekam, dan memotivasi. Beliau membiasakan saya belajar sendiri tanpa memaksa saya harus bisa.
Namun,….ketika mendapat materi, motivasi dan penguatan saya jadi makin tertarik untuk menguasainya. Tiba saat praktikum, membekam diri sendiri dan orang lain…. saya gemetar. Akhirnya saya turun ke masjid….saya sujud…pada Allah..saya meminta…..” Ya Allah berilah keberanian pada si penakut ini, hanya Engkaulah yang bisa membuat keberanian pada hamba.”
Subhanallah…selesai berdoa…saya kembali ke ruang pelatihan, dengan percaya diri saya goreskan bisturi ( surgical blade ) ke tangan saya, mengikuti intruksi kedalaman titik dari pelatih. Luar biasa….Allahu akbar. Titik yang saya goreskan, benar dan optimal.
Selanjutnya saya lebih percaya diri….bahwa Allah meridloi saya menyerap ilmu ini. Pengalaman kedua yang tak kan pernah trlupa, selang beberapa hari pulang pelatihan suami saya sakit..infeksi saluran kencing. Beliau berguling-guling karena menahan sakit. Akhirnya saya bawa ke dokter, pulang dari dokter kondisinya tetap tidak membaik, bahkan beliau muntah-muntah ketika meminum obatnya. Pada tengah malam, suami diserang sakit yang hebat. Ditengah kondisi itu beliau meminta saya membekam,…saya sempat takut,..takut salah mengatasi problem suami. Namun beliau meyakinkan…bahwa segala ikhtiar harus dicoba. Akhirnya,..dengan ilmu bekam saya yang masih amatir, saya bekam beliau. Subhanallah…saya bersujud pada Allah, setelah dibekam rasa sakit suami berkurang dan bisa tidur. Bahkan keesokan harinya beliau kembali segar. Allah yang memberi kesembuhan. Alhamdulillah ya Syifa……..
Pengalaman demi pengalaman menangani beberapa kasus penyakit dari keluarga dan teman-teman dekat. Membuat saya mulai tergerak untuk membantu orang lain yang membutuhkan jasa dari ilmu saya.
Hingga akhirnya sekarang selain sebagai Guru…saya juga seorang pembekam..teman-teman menjuluki saya ‘dokter bekam’ hmmm terlalu berlebihan ya…karena sesungguhnya kemampuan saya masih sangat jauh dari kapasitas mumpuni untuk dunia pengobatan. Hanya sedikit yang saya bisa, itulah yang diberikan. Hal ini membuat saya termotivasi untuk senantiasa belajar…..
Jadi jangan heran..ketika ada guru yang mungil membawa perlengkapan tas besar…berisi alat-alat bekam..kesekolah, dan siap membekam teman-teman guru diantara jam mengajar. …yah itu adalah saya….! Senang sekali bisa melakukan sesuatu untuk para guru. Membantu mereka untuk kembali sehat, dan ringan dalam mengajar.

Rujak’s Party

Anda suka rujak ? rujak terdiri dari buah-buahan yang dipotong-potong lalu dimakan dengan sambel dari gula merah. Rasanya ? hmmmm segar sekali. Apalagi kalau dimakan pada siang hari dan bersama-sama teman rame-rame.
Disekolah, kami mempunyai kebiasaan unik. Kami sering sekali menggelar “rujak’s party” disela-sela waktu mengajar kami, atau pada jam istirahat. Biasanya kami patungan, berbagai tugas untuk membawa aneka buah termasuk sambelnya. Semua rekan-rekan disekolah selalu kebagian, dari mulai rekan guru digedung yang berbeda, staff, K3, yayasan dan pedagang kecil didepan sekolah.
Apa sih istimewanya acara ini ? awalnya seperi biasa saja, tapi begitu kita resapi acara kebiasaan ini tidak sekedar acara ‘makan’ untuk memenuhi kebutuhan serat dari buah-buahan. Disana ada kebersamaan yang indah, ada keinginan untuk selalu berbagi…memberi dan berbagi perhatian.
Kami jadi berinteraksi dengan seluruh elemen di sekolah kami, kami para guru bersilahturahmi kepada yayasan untuk mengantarkan buah. Ada gurat kebahagian terpancar pada ‘orang tua’ kami di yayasan. Perhatian kecil…bisa menjadi ‘cinta yang besar’…..! pun ketika kami melewati penjual mie ayam, yang selama ini melayani kami dengan sepenuh hati..bolak-balik mengantarkan mie pesanan kami sampai lantai tiga. Kami tidak pernah memberikan ‘reward’ khusus padanya. Tapi dengan sepiring rujak kami,…beliau tersenyum bahagia…..! Dan para staff karyawan yang sedang sibuk bekerja, berkerut-kerut diantara angka dan pekerjaannya….senyumnya jadi mengembang ketika kami ketuk pintu ruang mereka dan membawa sepring rujak. Sejenak…kepenatan mereka berganti dengan bahagia….hanya dengan kekuatan ‘sepiring rujak cinta’ kami………
Akhirnya, kebiasaan ini menjadi keterusan sampai sekarang….ketika kami ingin merayakan momen bahagia / bersyukur atas kenikmatan yang Allah berikan pada kami, kami memilih alternatif rujakan. Disamping murah meriah, enak, dan menyehatkan kita bisa memberi lebih banyak kepada orang lain. Dan ini sangat menyenangkan….bisa membuat orang lain bahagia adalah kebahagiaan buat kami. So, Rujak’s party ? Why not ?

Ananda yang cinta Al qur’an

Sofwan namanya, sorang murid yang sangat manis. Setiap benak yang mengenang akan dirinya adalah keindahan. Keindahan perilaku, anugrah yang tak terhingga. Sofwan, duduk di kelas 5 sekarang. Allah memberi kemudahan baginya untuk memahami pelajaran di sekolah. Dengan semangat belajar yang tinggi, dan kedekatannya pada Allah. Membuat sofwan mudah dalam mencerna tiap pelajaran yang diberikan.
Al qur’an adalah pelajaran yang sangat di senangi sofwan. Dia selalu mempersiapkan diri sebelumnya dengan baik sebelum belajar. Dia selalu datang tepat waktu, dengan tersenyum manis dan binar ceria matanya. Bu Salamah yang mengajarnya, selalu dibuat semangat melihat anak didiknya yang satu ini.
Ada peristiwa yang membuat saya terkenang, mendengar cerita bu salamah tentang sofwan. Suatu saat, ada pelajaran renang, pelajarannya diadakan di kolam renang umum karena sekolah belum mempunyai fasilitas itu. Setiap acara renang, anak-anak akan kehilangan kesempatan belajar pada jam kedua setelah renang. Karena tempatnya jauh, sehingga memakan waktu yang lumayan lama untuk kembali kesekolah.
Pagi itu semua anak berangkat, sehingga guru Alqur’an mengira anak-anak tidak belajar. Namun ternyata sofwan tetap datang untuk belajar qur’an dan ijin dari pelajaran renangnya.
Bu salamah bertanya, “ Sofwan, kenapa tidak berangkat renang nak ?”
Sofwan tersipu…dan terdiam. Diapun meneggakkan kepalanya, dengan haru berucap “ Saya selalu rindu untuk belajar alquran dengan bu salamah, dan tak ingin kehilangan jam belajar Alqur’an saya.”
Lalu diapun menambahkan : “ Bu salamah, telah mengenyangkan saya dengan Al qur’an”.
Subhanallah….padahal waktu itu sofwan baru kelas 2 SD. Kecintaannya pada Alqur’an dengan tulus dan tanpa dibuat-buat membuat kami para guru yang mendengarnya sangat terharu.
Sudahkah kita mencintai Alqur’an ? Sudahkah kita merasakan kerinduan yang sama seperti yang sofwan rasakan ? sudahkah kita dikenyangkan dengan ilmu alqur’an ?
Anak kecil itu mempunyai bahasa cinta yang dalam terhadap Al Qur’an. Sofwan, nak…kami sangat mencintaimu, cinta terhadap akhlaqmu. Kami berharap..dan berdoa Allah memberikan pada kami anak-anak sholeh yang hatinya dipenuhi cinta terhadap Alqur’an. Tiap gumamnya selalu mengungkapkan kerinduan terhadap Al qur’an.
Sofwan adalah satu potret anak shaleh, dan kita para guru perjuangan kita adalah menyiapkan potret-potret berikutnya. Agar semakin banyak bertebaran ‘sofwan-sofwan’ di sekolah. Seorang anak yang mendapat petunjuk Allah, yang dimudahkan dalam menyerap kebaikan dan dijauhkan dari keburukan perilaku.

Yang pergi dan yang kembali

Pagi itu terlihat berbeda di sekolah kami, ada tenda dan panggung dipelataran sekolah. Itu tandanya, sekolah kami sedang mempunyai hajat. Ya,…hajat tasyakuran akhir tahun untuk siswa kelas 6 angkatan pertama. Beberapa bulan terakhir, seluruh siswa sudah mempersiapkan kreasi seni untuk ditampilkan pada acara tasyakuran. Semua semangat. Dan panitia sibuk mencari sponsor untuk mendukung sukesnya acara.
Sie bazaar tengah sibuk mengatur peserta bazaar, semua bekerja pada posisinya masing-masing. Tasyakuran ini menjadi ‘perayaan’ keberhasilan siswa angkatan pertama sekolah kami, yang bisa lulus 100 % dengan nilai memuaskan. Bu hani dan pak ridlo guru wali kelas 6, terlihat tersenyum lega. Mereka lebih banyak berdiam diri. Entah apa yang mereka pikirkan, yang pasti…terlihat sorot mata penuh keharuan terbias jelas. Yah…karena setelah acara ini, sudah tunai tugas mereka mengawal anak-anak menuju gerbang berikutnya. Proses belajar bersama siswa telah menyiratkan banyak makna kehidupan, sedih, senang berpadu menjadi simphony yang sulit dilupakan.
Bu hani menjadi wali kelas 6 putri, beliau telah mengajar dari sejak berdirinya sekolah kami sampai sekarang. Seorang guru yang santun, lembut dan lebih banyak berkutat pada penyiapan pembelajaran anak-anak, dari pada sibuk memikirkan hak kesejahteraan sebagai guru yang belum tuntas diberikan padanya setelah hampir 8 tahun mengabdi. Sikapnya yang sedikit bicara dan tekun, menginspirasi saya. Dalam menambah pembelajaran anak-anak beliau sediakan internet on line dirumahnya, yang sehari-hari hanya digunakan untuk menambah wawasannya sebagai guru.
Profil berikutnya adalah pak ridlo, beliau adalah guru yang inovatif dan kreatif. Sikapnya yang santai, rileks, banyak bercanda. Membuat anak-anak nyaman berada didekatnya. Namun walau begitu secara kompetensi ilmu, beliau bisa mengajarkan anak-anak ilmu matematikanya dengan menyenangkan dan mudah dipahami. Suatu saat, diadakan tes kompetensi guru UASBN dari diknas dan pak ridlo berhasil menempati rangking pertama, mengerjakan soal matematika 100 % benar.
Guru sukses berikutnya adalah Bu eha. Bu eha mengajar bahasa Indonesia. Jika mengenang beliau, sangat luar biasa. Seorang guru yang belum banyak pengalaman dan masih duduk dibangku kuliah semester 2. Namun dia mendapatkan kesempatan untuk mengajar, mengisi kekosongon guru bahsa Indonesia yang waktu itu susah dicari. Awal beliau masuk, banyak menuai protes anak-anak, karena metodologi pengajaran yang belum matang dan satu arah. Tapi saya salut, dengan cepat bu eha belajar untuk memperbaiki pola pengajaranannya, hingga sekarang dia berhasil mengantarkan anak-anaknya sukses dalam ujian. Dan ketika mendengar komentar anak-anak sekarang, mereka sudah tidak jenuh lagi belajar bahkan mulai sayang sama Bu eha.
Bu hani, pak ridlo dan bu eha, mereka adalah team sukses yang telah ‘sukses’ mengantarkan anak-anak mempunyai masa depan yang cerah. Perayaan tasyakuran ini, menjadi hujan airmata. Keharuan yang dalam menyeruak kerelung hati, terasa sikap kami para guru, kesalahan, kemarahan…yang pasti menimbulkan kesedihan pada siswa. Terbayang sudah…foto pembelajaran bersama mereka.
“ Nak,…..sungguh kami …belajar lebih banyak dari kalian….arti kesabaran dan pengorbanan…maafkan kami, belum bisa menjadi guru terbaikmu…..”, lirih hati dalam sedu.
Selamat jalan ananda….raih masa depanmu…ambillah bintang-bintang dilangit….jangan takut tanganmu tak sampai….karena kalian mempunyai kemampuan untuk mengambilnya….yakinlah dan berusahalah….jadikan Allah sebaik-baik penerang dan pelindungmu.
Yah..acara tasyakuran..memang sudah berakhir…dan hampir 1 tahun kalian pergi. Namun….subhanallah..kalian masih terus kembali, fitri, jihada, mada, vidi…sepulang sekolah sering mampir dan berdiskusi dengan para guru. Faris dan fahmi yang sudah di pondok pesantern gontor, selalu datang ketika liburan. Darda, hanif dkk, yang masih sering main bola disekolah ketika libur dari pesantren. Dan banyak nama yang tak tertuang…tapi kalian ada dan kembali buat kami. Ternyata kami tak kan pernah kehilangan……hal yang membuat saya bahagia, dimanapun kalian masih sering bertanya masalah pleajaran / masalah remaja kalian lewat telpon, chatting ….ternyata kalian memang benar-benar tidak sepenuhnya ‘pergi’, kalian tetap ‘kembali’.
Thanks my dears…we love u All

First generation of ABATA, 2007-2008

Pelita hati Dhana

Bunda tergugu dengan lesu, memandang anak-anak yang sedang bermain ceria. Ada kesedihan yang dalam disana memandangi dhana anak pertama yang menjadi tumpuan hatinya. Hati bunda bergumam lirih…..” ya Allah….bantulah dhana mempunyai kemampuan seperti anak seusianya….”
Tampak sekilas, dhana tampak baik-baik saja….tubuhnya tegap dan gesit. Senang bermain dan ceria. Namun dalam segi kemampuan kognitif, ais agak kesulitan untuk konsentrasi. Sewaktu kecil, dhana memang dideteksi ‘Autis’. Namun dengan memasukkan Ais kesekolah umum yang berlandaskan islam, bunda berharap dhana bisa tumbuh dengan normal pula secara kognitif.
Sekarang sudah tahun ke enam ais di SDIT Pelita hati, harusnya ais sudah duduk dibangku kelas 6. Namun, mengingat kemampuan kognitif dhana yang lemah. Pihak sekolah tidak bisa menaikkan dhana ke kelas 6. Apalagi kelas 6, akan menghadapi UASBN.
Sungguh malang nasib dhana,…sekarang dhana sudah akan mengalami kenaikan kelas lagi. Apakah dhana bisa melaju ke kelas 6 ? hmmmm…..Setiap guru menginginkan yang terbaik untukknya. Ya Allah..berilah kemudahan buat dhana….!
Bunda dan ayah…merasa sangat sakit hati dengan pihak sekolah…yang tidak terbuka memberikan masukan pada mereka selaku orang tua. Apa yang harus mereka lakukan lagi untuk dhana,…uang jutaan rupiah tiap bulannya sudah dikeluarkan untuk psikiater dan obat-obat dhana….lalu apa yang belum Ayah dan bunda lakukan ?
Tapi, apakah bijak pihak sekolah menahan dhana di kelas 5 terus menerus……apakah tidak menjadi beban mental buat dia..ketika semua temannya naik kelas dan dia..untuk kedua kalinya tinggal kelas. Namun yang unik, ketika semua guru dan pihak sekolah berusaha keras untuk mencari jalan keluar untuk dhana…dan ayah bunda yang tak henti-henti berikhtiar…. dhana tampak tenang dan tidak risau. Dia seolah tanpa beban menjalani aktivitasnya, hidupnya….
Apakah dhana sudah salah tempat selama ini ? memaksakan kurikulum SDIT untukknya…padahal dengan kapasitasnya….dhana mempunyai potensi yang khusus, yang harus digali dengan khusus pula….
Semoga ada langkah yang bijak buat dirinya…..semoga dhana bisa memilih sendiri keinginannya…..Ayo Dhana….saatnya kau bicara nak…dan tentukan keinginanmu !

My inspiring student ‘dhana’
4 mei 09

My school, bagaimana memberi tanpa berhitung ?

Kejadian haru itu ada pada rapat kami dengan yayasan. Seorang guru terkasih kami, mengungkapkan curahan hatinya dalam rapat. Guru tersebut merasa sangat sedih, karena claim kesehatan yang diajukan, terbalas dengan kurang memadai, jauh dari nomilal yang dibayangkan. Guru tersebut, Bu uli, sudah 3 tahun menjadi guru. Memang pendidikan beliau masih D3, namun sekarang sedang menempuh S1. Bu uli, mengungkapkan kenapa jatah uang kesehatan dia berbeda dengan teman yang lain, dengan beban kerja dan masa kerja yang sama. Lalu beliau mendapat jawaban, bahwa ini karena beliau masih D3….!!

Hmmm kedengarannya….bagaimana ya…kalau pendidikan menjadi alasan perbedaan angka kesehatan. Padahal jam kerja sama….fisik telah mengajar seharian, dirumah ada anak menanti….hari libur yang buat istirahat, untuk kuliah demi mengejar gelar S1. Dengan keuangan yang ‘sangat mepet’, bu lia pun menggunakan tunjangan kesehatan untuk berobat. Tapi kenyataan yang diterima tak sesuai harapan….dengan beruarai air mata bu guru terkasih ini mencoba mencari ‘keadilan’. Kami pun ikut menitikkan airmata….ohh dilemma..seorang guru…pengorbanan yang diberikan tidak pernah berbanding dengan kesejahteraan yang ada. Papi pun terdiam,…dari raut wajah beliau..sangat sedih dan berkaca-kaca. Yah…seperti inilah yang dirasakan teman-teman…..

Sebenaranya apa yang dialami bu uli,….sudah banyak juga dialami teman-teman, bahkan lebih sedih lagi. Namun, hanya bu uli yang ‘berani’ mengungkapkan isi hatinya. Semoga ini menjadi catatatan perbaikan system pemberian tunjangan disekolah. Bahkan, terkadang teman-teman guru sudah mulai ‘apatis’. Menerima saja apapun yang diberikan…..yah kalau masih mau tinggal di sekolah ini, yah beginilah…kalau sudah tidak kuat ya….baru pergi…, tapi kepergian memang tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Masalah keadilan, kesejahteraan memang harus diungkapkan dengan terbuka. Agar tak ada terus prasangka berlama-lama…..

Seorang guru yang mengajar….mempunyai kenyamanan hati….dan fisik yang terawat dengan baik. Yang mendapatkan perhatian secara jasad, fikri, dan ruhy-nya, akan sanggup bertahan melewati masa-masa sulit.

Abata sebagai sebuah lembaga..memang mempunyai peraturan yang sudah baku. Namun, terkadang dalam menjalankan peraturan ‘kekakuan’ itu harus dikurangi ketika menghadapai kondisi dan kasus tertentu. Semoga cerita Bu uli bisa menjadi ibrah untuk kita semua. Amin

Laranya Uli,
29 April 2009

Amano..oh Amano

Di sekolah kami tercinta, ada ‘penduduk’ baru namanya A Ma No….. Amano yang lucu dan mungil menjadi penduduk yang super ‘spesial’. Wah kok bisa ? karena si amano ini menjadi yang paling dicari ketika masuk dan pulang sekolah. Para guru rela berlari-larian hanya untuk ‘mengejar’ amano. Dulu….kalau pagi hari, kita biasa ‘say hello’ didepan pintu atau saling berjabat tangan sebelum masuk….sekarang ? aktivitas baru itu menjadi aktivitas ke dua…yang penting ketemu dulu sama amano….

Wah, amano telah menjadi “primadona” baru lho……dia menjadi tangan kanan bu muji dan bu hera untuk merekap absen. Kehadirannya yang ‘ditakuti’ para guru itu, membuat angka kedatangan jadi lebih rapi….
Tapi tunggu, amano mungil ini kadang suka ‘dimanipulasi’, karena banyak yang nitip ‘ceklok’. Kalau orangnya ada ga masalah..terkadang orangnya masih entah dimana…..hmmmm ayo ngaku. Sayapun pernah terkena ‘virus’ nitip absent…kalo saya harus datang terlambat karena jemuran belum kelar di jemur….wah tapi benar ga sih kita ?

Yuk kita jujur….Amano sih karena cuma mesin dia tidak tahu mana yang kita atau…berbeda. Yang penting buat dia..ada yang memasukkan kertas lalu…tugas amino tinggal ….”klok” diceklok deh, dapat tinta hitam hore…………. Dapat tinta merah yah…dipotong deh gaji…!

Teman, Amano itu memang hanya sebuah mesin. Mesin absent, yang tak ada nyawanya. Namun kita,…adalah manusia yang telah Allah ciptakan dengan sebaik-baik bentuk, mempunyai akal yang baik. So, kehadiran amano itu sebenarnya untuk menguji kejujuran kita…..terlepas dari unsur ketaatan kerja dan sebagainya. Karena kejujuran adalah bukti akan ketaatan kita pada Allah. Sebagai manusia memang tempat salah dan khilaf, itulah yang pernah saya alami. Saya khawatir, keberadaan amano yang diam membisu itu justru sebenarnya merupakan ujian untuk keimanan kita. Dan kita tidak menyadarinya……

Ingat…setitikpun noda dosa yang kita buat…akan menodai catatan amal kita. Jadi, tidak usah perduli dengan lembaga atau siapapun…karena kejujuran adalah urusan kita dengan Allah. Kita harus lebih takut kepada-Nya……

Amano,….darimu ku belajar…tentang arti kejujuran. Terima kasih…..jadilah teman dalam kebaikan kami……

Amano kita,
1 Mei 09

Rapat dalam rapat

Rapat dengan yayasan sore itu berjalan seperti biasa. Guru-guru akhwat tetap ngumpul dibelakang, Bu Dewi pun terpaksa ‘merayu’ guru-guru terkasih untuk mau maju menempati posisi rapat. Geli rasanya, melihat bu dewi dengan lembutnya mengingatkan guru-guru tersebut,…..ternyata tak jauh beda ya kita dengan murid….harus didorong-dorong dulu untuk maju kedepan. Hmmmmmm malu deh !

Saya sering tersenyum sendiri melihat teman-teman……masihkah essensi rapat terasa di ABATA ? karena yang ada….kondisi kurang kondusif selama rapat sangat terasa. Kami yang ibu-ibu…terkadang memilih ‘diskusi sendiri’ ketika rapat sedang berlangsung. Sehingga pernah, Pak Toni mengingatkan dan mengevaluasi sikap kita terhadap adab majelis. Hmmmm…memang benar sih, tapi….kok ‘ngobrol’ lagi.. ya mungkin ada hal penting yang harus disampaikan, saking pentingnya tidak bisa menunda setelah rapat selesai…betul gak ni….?

Belum lagi….waktu mulai yang kadang ‘molor’ dari kesepakatan…..banyak alasan yang menjadikannya ‘harap maklum’. Padahal kalau kita kalaun murid terlambat dating, kita beri sanksi hukuman pada mereka. Memang maksudnya,…bukan sekedar memberi sanksi, tapi menanamkan sikap disiplin….sederhana saja, jika kita mengharapkan anak-anak kita disiplin…maka kitapun harus disiplin duluan. Setuju….? Saya pun kadang terkena virus ‘molor’ itu, entah kerjaan yang lagi asyik, computer yang lagi error….tapi tetap saja saya salah, tidak mentaati adab rapat untuk datang tepat waktu. ….ih malu niiii !

Ketika rapat berjalan….suasana tidak seinteraktif ‘tempo dulu’, kebanyakan kita hadir tanpa membawa ide, penyegaran atau nuansa ‘pasif’ menjadi terbentuk. Saya juga bingung, kapan mulainya ya…..dulu..kita biasa rapat dengan aktif dan interaktif. Saya jadi khawatir, jangan-jangan kita mulai ‘kurang peduli’, apatis…tis…tis. Tapi kenapa ? pasti ada sebabnya…dari pada bingung..yuk tanyakan saja ..pada rumput yang bergoyang..( ikut-ikutan mas ebiet..he he ).

Nah,…sekarang tentang bapak dan ibu pemimpin rapat…..jika melihat fenomena adab rapat yang mulai kurang kondusif, please….ambil tindakan untuk mengkondisikan dengan lebih ‘manis’. Bapak ibu tidak perlu marah,…atau buat peraturan panjang ….cukup berilah hadiah / reward yang manis untuk guru-guru yang bisa menjaga adab rapat dengan baik. Niscaya..pelan-pelan ….yang lain akan ketularan..termasuk saya he he he. Sudah saatnya mengganti punish dengan reward..untuk merubah suatu perilaku kurang baik….( sstttt..ini kata bu intan lho….)..karena kita semua suka dengan yang namanya hadiah…setuju kan ?

Oh ya,…saya mau membuat sedikit pengakuan….afwan, beberapa kali selama rapat saya memang terlihat tenang dan diam. Tapi sebenarnya saya sedang ‘berselancar’ di dunia maya. Dengan hp pinjaman teman kadang dari bu ade, bu yanti…saya menggunakannya untuk membuka email, atau facebook….hi hi afwan..pak bu…. Saya bandel sekali ya. Insya Allah lain kali ga lagi deh……!

Ada lagi….ketika mau rapat..kita tidak lupa membawa ‘bekal’, bekal itu adalah buku..kok buku ? ….untuk mengusir jenuh. Padahal rapat cuma berpa jam sih ? kok buat baca…hmmm saya juga pernah. Duh maaaaf. Tapi sekarang ketika saya bawa buku…saya baca sebelum rapat dimulai….swear….!!

Oh ya…ada satu temuan lagi,…ketika kami bergegas untuk rapat…ada beberapa orang teman malah bergegas masuk ke Lab computer, dengan alasan menyelesaikan tugas…eit sudah pada ijin beluuum ? akhirnya dengan sedikit manyun…saya ingatkan mereka..” Sodara-sodara rapat yuuuuuk,….Lab akan ditutup selama rapat…..”, ancam saya. Tapi ga berani galak he he he. Maunya sih…..kepala sekolah mencek daftar hadir….tolong diperiksa yang jarang rapat, tanyakan kenapa ? …..itu saja.

Wah, sudah terlalu banyak yang diungkapkan….rapat ABATA yang unik moga menjadi tambah ‘unik’ dengan suasana hangat, nyaman, bersahabat, dan brainstorming ‘hidup’. Semua saling memperhatikan dan menjaga adab dengan baik…. dan semua guru akan merasa rindu untuk rapat..berebut untuk datang dan menempati tempat terdepan……….

Kenangan rapat,
1 Mei 09

Sabar dan ilmu

Siapa bilang mendidik anak itu susah ? mendidik adalah aktivitas yang berkesinambungan. Bisakah mendidik dilakukan dengan terburu-buru, ingin langsung merubah anak menjadi baik dalam hitungan menit, jam, hari. Bukankah rasulullah pernah bersabda…bahwa pendidikan seorang anak dimulai 20 tahun sebelum kelahirannya. Ini artinya, si ibu harus dipersiapkan dulu, bekal ilmunya. Jauh sebelum si anak itu lahir.

Banyak sekali kasus dimasyarakat, ada pasangan suami-istri dikaruniai anak namun mereka tak tahu harus mendidik yang benar. Padahal yang mereka lahirkan adalah genarasi masa depan. Kasus yang bisa kita pelajari juga adalah dalam tayanngan The Nany, di Metro TV. Semua akar permasalahan anak nakal, bandel, susah diatur dsb. Adalah orangtua yang taidak memahami cara mendidik dan emnciptakan lingkungan pendidikan dirumahnya. Bahkan rata-rata orangtua ingin memiliki dunia sendiri, yang terpisah dari dunia anak-anak, mereka tetap ingin kebebasan tanpa perlu direpotkan dengan urusan kebutuhan anak-anak.

Cukupkah anak-akan mendapat kebutuhan materi saja ? tentu tidak, ada kebutuhan lain yang sangat penting. Kebutuhan kasih sayang yang terintegrasi dengan pendidikan. Apakah tepat jika ada orang tua yang mengklaim bahwa seorang anak autis tidak bisa dirubah lagi. Mereka ‘malas’ untuk bergerak mencari bantuan bagaimana ilmu untuk mengatasi masalah anaknya. Lalu anak itu dibiarkan tumbuh begitu saja tanpa arahan. Karena mereka fakir percuma, diajari juga tidak mengerti. Inilah kesalahan kita, kita tidak bisa ‘instan’ dalam mendidik. Proses yang bersekesinambungan itu memang memerlukan energi kesabaran yang besar. Tapi, jika kita bisa menjalani peran sebagai orang tua dengan rileks, positif dan bahagia. Frame berfikir itu yang akan membantu kita lepas dari ‘frame’ anak adalah beban.

Dengan menikmati setiap detik kebersamaan, dengan kasih sayang dan cinta. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang hangat dan penuh kasih sayang pula. Masih ingat kisah Hellen keller, seorang anak yang bisu, buta, dan tuli. Orang tua memberinya kasih sayang tapi tanpa terintegrasi dengan pendidikan. Apa yang terjadi ? Hellen tumbuh menjadi anak yang liar dan tidak punya aturan, yang tidak ubahnya dengan perilaku hewan. Tapi kekurangan yang diderita Hellen tersebut bukannya dia tidak bisa dididik. Seorang anak mempunya rasa dan hati. Dengan mata hatinya dia bisa menangkap pembelajaran dari orang lain. Seorang guru yang dengan tekun, sabar dan komitmen. Akhirnya mampu mengeluarkan Hellen dari belenggu anak liar, menjadi anak yang beradab. Jadi,….kasih sayang tidak cukup jika tidak didasari ilmu untuk mendidik. Ilmupun tidak cukup jika tidak ada kesabaran. Kita harus mengintegrasikan Sabar, ilmu dan ksaih sayang dalam mendidik……



Make it simple edu, 24 Maret 09

Belajar kembali Menjadi Orang tua

Di sekolah kami, mengadakan acara seminar pendidikan tentang ‘Disiplin pada Anak’. Acara tersebut diselenggarakan dengan kepanitaan gabungan, Guru dan orang tua. Pada Sabtu pagi, teman-teman panitia sudah bersibuk ria dengan tugas-tugasnya. Saya mendapat kesempatan menjemput pembicara bersama bu yusra dan bu erika selaku panitai dari orang tua murid. Kami menjemput Bu Elly Risman, seorong psikolog senior dan pemerhait pendidikan.

Selama di perjalanan, kami sudah siapkan beberapa pertanyaan seputar pendidikan untuk beliau. Point yang Pertama pertanyaan saya adalah, Apa dampak tekhnologi internet dalam pembentukan karekter anak ?

Beliau menjelaskan bahwa sekarang kita memasuki era yang disebut ‘Era Layar’, ada dampak negative yang akan terjadi jika orangtua lengah dalam menyikapi hal ini. Keingin tahuan anak-anak tentang tekhnologi internet memang sudah tak terbendung, tanpa diajaripun mereka bisa mengetahui tekhnologi ini sendiri. Mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain, atau sekedar membuka facebook dan chatting. Memahami tekhnologi, dan menggunakannya untuk belajar sebenarnya tak ada yang salah. Namun, jika kemudian penggunaannya berlebihan, sehingga bermalas-malasan untuk melakukan aktivitas yang lain, seperti sholat, tilawah atau membantu pekerjaan orang tua. Belum lagi, jika rasa ingin tahu mereka yang begitu besar tentang pornografi. Lalu mereka iseng nonton, dan kemudian ketagihan. Siapa yang bisa mengontrol ?...........

Orang tua harus menyadari, derasnya arus tekhnologi ini bisa mengacaukan pendidikan yang sedang dibangun untuk seorang anak. Mengontrol dan mengawasi,serta ikut memasuki dunia anak adalah langkah untuk menjaga mereka dari pengaruh-pengaruh yang buruk. Seorang dokter bedah dari amerika, mengungkapkan temuannya, bahwa otak manusia akan mengecil, jika sering menonton adegan pronografi.

Point kedua, masukan bu Elly adalah : “Jangan merusak otak anak dengan memberikan beban pelajaran yang berat dengan pengajaran yang kaku dan tidak menyenangkan.” Jadi, ternyata untuk mengajar kita tidak boleh sembarangan sekedar menyampaikan materi ya sudah…beres. Tanpa mengindahkan kondisi lelah fisik dan fakir murid. Intinya…semua guru WAJIB mengajar dengan menyenangkan.

Akhirnya diskusi kami berakhir, dengan tibanya kami di tempat seminar. Seminar tersebut diikuti orangtua murid dengan antusias. Akar permasalahan anak yang disebut bermasalah pada dasarnya ada pada orangtuanya. Hal itu yang diungkapkan bu elly tanpa menggurui. Beliau mencontohkan dirinya sendiri, terkadang kurang bisa mengontrol emosi dan memahami anak. Padahal terkadang, pertanyaan anak sangat sederhana. Namun disikapi dengan serius dan emosi. Penting sekali orangtua senantiasa belajar menjadi ‘orangtua’ yang baik. Dengan pelatihan seperti ini, orangtua terbantu untuk menyadari kesalahan dalam mendidik anak. Memperbaiki komunikasi dengan anak, memahami kebutuhan mereka, memasuki dunianya agar bisa mengerti anak kita ‘hidup’ di alam pikiran yang mana ?.

“Our Word shape Our Children”…….Kata-kata orang tua akan membentuk karakter anak dimasa depan. Jadi, jangan sepelekan kekuatan kata-kata. Hanya dengan pilihan kata / diksi yang baik dan tepat, akan membuat anak kita berkata-kata baik dan santun pula. Subhanallah …..sesungguhnya para orangtua bisa belajar banyak dari anak-anak, tanpa disadari…anak adalah cerminan orang tua….!

Be best parent, 24 maret 09

From Aceh With Love

Cinta, kasih sayang, dan persaudaraan adalah rangkaian indah yang tak kan pernah kami lupakan selama bersama-sema mengajar disekolah kami. Hal itulah yang menjadi benang merah, diantara rekan guru. Kami begitu saling menyayangi. Walau harus ada perpisahan, karena ada guru yang pindah tempat tinggal, atau mencoba berkarier ditempat lain.

Bagi kami, teman dan saudara tidak akan pernah berakhir. Kami senantiasa melanjutkan silahturahmi dimanapun dan kapanpun. Sekolah kami ibarat rumah kedua, yang akan menarik kami kembali karena pancaran kerinduan yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

Ada seorang teman, namanya Bu Ria. Beliau terpaksa meninggalkan sekolah kami, karena mengikuti suaminya untuk bertugas di Aceh. Beliau adalah sahabat yang sangat unik, selalu ceria, dan bersemangat menjalani harinya. Sebagai anak pertama dari 7 bersaudara, Ria termasuk tulang punggug keluarga. Dengan rumah yang masih mengontrak, orangtua sebagai buruh serabutan, dan adik-adik yang masih sekolah. Beban keluarganya sungguh berat. Tapi, yang saya salut dari Ria dia selalu ceria dan tidak menjadikannya sebagai beban.

Sampai akhirnya ada seorang ikhwan sholeh yang melamarnya, saya lihat binar kebahagiaan terpancar dimatanya. Pun ketika setelah menikah, dia belum bisa mengikuti suaminya di Aceh, karena suami belum bisa mengontrak rumah untuk ria ( maklum pasca Tsunami, sewa rumah di aceh sangat mahal ). Namun, ria tetap sabar. Selama setahun berpisah dari suaminya.

Sampai akhirnya, waktu itu tiba, suaminya memboyong dirinya ke Aceh. Di Aceh, ria tetap aktif mengajar halaqah Qur’an, sembari menjadi kakak asrama di pondok yatim. Sesekali, ketika ada rizki Ria pulang menjenguk orang tuanya. Dan tak lupa untuk selalu ‘pulang’ ke sekolah kami. Sungguh, saya tak pernah merasa kehilangan dia. Jarak yang membentang antara kami. Tidak menjadi halangan untuk tetap bersaudara. Harta dan kekayaan bisa habis,….tapi persahabatan yang sejati tidak akan pernah usai. So, make the world bright with friendship…!

‘Denting sahabat, 24 Maret 09 ‘

Menyelam dalam samudra kasih sayang

Hidup akan sangat berarti dengan kebersamaan, merasa disayangi dan bisa menyayangi. Hal yang sangat terasa disekolah kami adalah, rasa kekeluargaan dan semangat saling menyayangi antar rekan guru. Kami seperti sebuah bangunan keluarga. Dipagi hari, kami bertemu, sapa dan sarapan bersama sebelum menuntaskan tugas mulia.

Terkadang, kami lihat wajah ceria meronai sahabat kami, dan tak jarang kami lihat warna yang berbeda pada raut wajahnya esok hari. Ini berarti, ada sesuatu yang terjadi pada teman kami. Mungkin dia sedih, ada masalah, ….. kami berusaha membaca dan menyelaminya….sampai kami paham,…sehingga bisa mengulurkan bentuk bantuan apa untuk dirinya. Agar teman kami bisa ceria kembali…….

Ada satu orang teman kami, Lilia yang sangat lembut dan penuh kasih. Dia selalu rajin mengantarkan teman-temannya kemana keperluannya dengan motor mio kesayangan. Walau dia lelah, tapi dia selalu tersenyum dan mengangguk bila ada yang perlu pertolongannya. Lilia menjadi begitu istimewa buat saya, dia adalah potret keteladanan yang tak pernah berhenti untuk menolong orang lain. Padahal fisiknya sangat lemah, lilia punya penyakit lemah jantung dan penyakit lambung yang cukup serius, yang bisa kambuh kapan saja, entah malam, siang bahkan ketika dia sedang mengendarai motor. Kami sangat khawatir dengan dirinya, tapi Lilia tidak mau dikasihani, dia akan marah jika kami menganggapnya sakit. Akhirnya, untuk melihat kondisinya sedang fit atau tidak, saya biasa membaca wajahnya. Terkadang wajahnya sangat pucat dan putih, matanya cekung. Kalau sudah begitu, saya akan minta dia istirahat. Dan teman-teman yang lain, berusaha memberi ruang agar dia bisa beistirahat dengan tenang.

Seminggu lalu Lilia jatuh sakit, kami mengira Lilia kecapekan dan dia perlu istirahat. Dua hari berlalu, sakitnya tak kunjung sembuh. Akhirnya saya bawa lilia ke dokter, maklum keluarga lilia jauh, dia anak kost. Diagnosis dokter, lilia darah rendah, sangat rendah 80 / 60, dan ada peradangan dalam lambungnya. Lilia juga diserang sesak nafas, dan batuk yang tak berhenti. Akhirnya, lilia diminta istirahat selama 1 minggu. Orangtuanyapun datang menjemputnya, untuk dirawat dirumah.

1 Minggu berselang, lilia kembali ke jakarta diantar ibunya. Lilia sudah agak membaik, namun masih sangat lemas dan pucat. Saya pun mengusulkan test Lab untuk memastikan kondisi Lilia. Karena Lilia bersi keras untuk masuk sekolah dan mengajar. Namun, untuk memastikan kondisinya saat ini, Ibu membawa Lilia ke dokter dulu. Lilia tidak ingin merepotkan orang lain, dalam kondisi lemah dia berjalan dengan ibu ke dokter, padahal saya sudah wanti-wanti, saya yang akan mengantarkannya.

Diagnosa dokter membuat kami sangat kaget, lilia menelpon saya. Dan memberi tahu bahwa dia terkena hepatitis A. Deg….ya Allah….. dan lilia meminta saya menjemput dipinggir jalan, karena dia tak kuat untuk berjalan pulang. Tiba-tiba…saya merasa sangat takut ….. tapi saya berusaha untuk menenangkannya. Dan memberi motivasi padanya bahwa Allah akan memberi kesembuhan pada hamba-Nya….. Lilia harus istirahat total dan tidak boleh beraktivitas. Saya tahu, pasti dia sangat bosan, dia yang biasa penuh dengan aktifitas harus terbaring dirumah sepanjang hari.

Lilia….. gadis lembut, penurut dan pekerja keras demi menghidupi adik dan ortunya. Hampir setiap hari pulang kerumah jam 9 malam, karena mengajar les setelah sekolah. Dia berusaha menambah penghasilan, untuk membiaya kuliah adiknya. Seminggu penuh dia bekerja sampai malam. Sehingga kurang memperhatikan konsumsi makanannya. Lilia…lilia……Semoga Allah memberikan kelapangan hati untukmu..dan kesabaran dalam cobaan ini, menjelang 1 bulan menuju pernikahanmu….!

Meraih Lentera Kehidupam

Menjadi guru harusnya tak sekedar menjadi impian, cita-cita, atau pekerjaan...karena pada dasarnya...Kita telah MENGAMBIL lebih banyak pelajaran... . Dari Ilmu yang kita ajarkan pada anak didik kita....Ketika binar-binar mata ceria mereka.... mewakili ketertarikan mereka akan ilmu yang kita ajarkan..... kitapun dapat pelajaran SEMANGAT dari mereka...Ketika....Wajah lesu, dan murung mereka hadir dihadapan kita... merekapun menginstropeksi. ....bahwa cara pengajaran kita MENJENUHKAN. .. sehingga kitapun akan menjadi manusia KREATIF untuk melepaskan mereka dari belenggu kejenuhan belajar..... .Dan ketika...dengan malu-malu mereka tunjukkan hasil karyanya pada kita.... kitapun belajar akan arti MENGHARGAI.. ..dan MEMUJI....Sesungguhnya apa yang murid-murid itu lakukan lebih banyak...... lebih banyak untuk kita....mereka menjadi "guru" tanpa mereka sadari,...mereka telah menorehkan banyak pelajaran kehidupan pada kita Guru mereka....CINTA dan KeSABARAN menjadi penghias kelas-kelas kita..... perhatian mereka yang tulus pada kita,.... argumen-argumen polos mereka, adalah SEMANGAT yang tak akan pernah padam....menjadi lentera bagi kita guru-guru mereka...Muridku.... anakku,,,,,marilah kita terus belajar menuntut ilmu...mencintai ilmu....ibu mencintaimu. .. karena ilmu....ibu berterima kasih kepadamukarenamu...ilmu ibu TerAmalkantahukah kalian,,....
Bahwa Ilmu yang menjadi amal, akan menemani ibu nanti kelakdi akherat..... ..
Terima kasih muridku.....