Selasa, 24 Februari 2009

Hidup adalah kesempatan

Kesempatan untuk berbuat baik, memperbanyak amal...... apa artinya hidup, jika apa yang dilakukan hanyalah kesia-siaan dan selalu menyakiti orang lain ?


Selasa, 03 Februari 2009

Falling in Love with my students

Muridku, kebanggaanku.......

Entah kenapa tiba-tiba...ibu merasakan cinta.....cinta yang begitu dalam pada kalian, cinta yang tanpa ibu sadari telah merasuki hati ini.....sulit di lukiskan....tapi ada .... dan bersembunyi di sanubari .........

Dan...... tatkala ibu lihat.....senyum, tawa dan canda riang kalian.....subhannallah... ada kebahagiaan merasuki jiwa ini. Ibu ingiiin selalu melihat binar ceria dan kebahagiaan itu di wajah kalian...... karena murid-murid adalah penyemangat bagi ibu, Janganlah binar kebahagiaan itu pergi dari kalian,

Ibu ingin kalian menikmati masa kecil kalian dengan indahnya.... seindah mentari pagi, cerah, segar dan penuh harapan... seperti cita-cita kalian yang tinggi dan mulia..........

Muridku, cinta dan harapanku............

Nak,...... tahukah kalian. Bahwa ibu pernah belajar sesuatu dari kalian ? belajar tentang kejujuran, simpati, semangat dan keikhlasan, mata kalian yang bening selalu menjadi cermin bagi ibu. Untuk mengetahui apakah kalian suka, tertarik, atau bosan dengan cara ibu menyampaikan ilmu untuk kalian. Walau ucapan kejenuhan jarang ibu dengarkan,...... namun mata kalian memberitahu suasana hati yang sesungguhnya........


Nak, ...... tahukah kalian..bahwa sekarang kalian sedang dipersiapkan menjadi generasi penerus Islam..... penerus peradaban.....tanggung jawab kalian di masa depan sungguh sangatlah besar. Kalian akan menghadapi kesulitan dan rintangan. Di luar sana.... kalian akan dapati begitu banyaknya wanita mengumbar auratnya......padahal kalian yang masih kecil-kecil ini sudah berusaha untuk menutupnya.... tapi mata kalian akan menyaksikan hal-hal yang tidak baik di luar sana..... nak, janganlah takut...... tapi tundukkan mata kita....jikalau ada yang tak pantas untuk kita lihat.....

Dunia ini tidak hanya berisi kebaikan..... tapi juga keburukan.....

Muridku sayang,......

Ingin rasanya ibu selalu melindungi kalian.... agar kalian senantiasa sholeh dan sholehah....senantiasa terpelihara dalam kebaikan.....dan di jauhkan dari keburukan akhlaq......

Sayang, ibu saaangat mencintai kalian......dan iingiiin yang terbaik buat kalian......yang terbaik di dunia dan di akherat.....












From :

Guru yang selalu jatuh cinta

Menjemput Mimpi !

10

Anakku, apakah kalian punya impian ? seperti apakah mimpi dan cita-cita yang kalian bayangkan ? akankah seindah pelangi harimu. Wajah polos kalian senantiasa menari dipelupuk mata para guru. Ingin tahu, apa yang sedang kalian bayangkan…!!

Ada seorang anak, teman kalian pernah bercerita pada ibu tentang impiannya. Namanya dhony, dia ingin mempunyai lahan pertanian dan pertenakan yang luas, lalu dia akan membangun rumahnya disana. Pertenakan dan pertanian dhony akan bisa menghasilkan bahan makanan dan susu, untuk kemudian diproduksi dan dijual. Dhony inginkan, lahan pertanian dan pertenakan itu menjadi tempat belajar untuk anak-anak. Dhony juga membolehkan anak-anak untuk bermain dengan hewan ternak yang ada. Dhony akan membuka lebar-lebar perternakan dan pertaniannya untuk anak-anak berekspolarasi.

Nak, bagaimana pendapat kalian tentang cita-cita Dhony ini ? asyik bukan. Kalian mempunyai tempat yang bisa membuat kalian berpetualang. Ibu tahu, sudah tak banyak tempat lagi yang kalian bisa singgahi untuk bermain. Disini tak banyak lumpur untuk mu berlatih cocok tanam, tak ada hewan ternak yang bisa kau amati. Tak ada lapangan tempatmu bergerak leluasa. Ibu tahu cita-cita Dhony tadi, hadir karena dia menginginkan anak-anak di masa depan nanti bisa lebih beruntung dari dirinya. Agar bisa mendapat pengalaman belajar yang lebih menantang dan bersahabat dengan alam.

Nak, apapun cita-cita kalian….itu adalah do’a dan pengharapan. Teruslah pupuk dan fikirkan. Karena dengan kalian terus memikirkannya. Kalian akan makin dekat dengan impian itu. Tidak ada yang mustahil dengan kerja keras dan semangat kalian.

Nak, kelak dunia ini akan kau pimpin. Teruslah bermimpi…..dan bergeraklah untuk mengejarnya. Doa tulus ibu, akan senantiasa menyertaimu. Karena ibu bukan hanya gurumu saat ini saja, tapi guru yang akan selalu abadi di hatimu.

emput Mimpi !

Selamat pagi Guru !

Setiap pagi selalu berarti, karena pagi membawa mentari

Setiap pagi selalu berulang, seperti cericit burung yang bernyanyi

Pagi ini akan terus membawa makna dengan kehadiranmu …guru…!

Senyum selamat pagi…adalah energi…!

Mengalahkan segelas susu, dan setumpuk roti.

Apalagi kalau sapaan manis menemaninya,

Hatiku makin melambung…guru …!

Pagi ini …dan esok pagi…..

Ku ingin selalu melihat mentari itu di wajahmu

Ku ingin selalu mendengar lembut dan tulus tatapanmu

Hanya dengan itulah …guru…ku mampu hadapi hariku !

Guruku adalah guru kehidupan….!

Engkau bukanlah milikku semata

Kau adalah milik dunia……

Dunia yang tercipta, tak kan pernah bisa membatasimu

Untuk memelukku dan mengajariku,

Tentang Cinta dan kehidupan

Selamat pagi …guruku…!

Jendela hati pagi, 3 feb 09

Guru, jangan batasi diri dari Tekhnologi !!!

Sekitar 2 tahun yang lalu, saat saya sedang mengajar kelas komputer di lab. Murid saya, afra mendekati meja dan menyodorkan sebuah bungkusan. Afra menyampaikan amanah ibunya untuk saya. Ketika saya buka, ternyata isinya ada disk cleaner, mouse, dan selembar kertas. Barang-barang itu tentu sangat bermanfaat untuk lab komputer kami. Saya jadi teringat, ketika afra harus memakai mouse yang agak macet yang memang sudah agak rusak, harus diganti. Namun, pengajuan akan mouse perlu proses agak lama di yayasan sekolah kami. Mungkin afra bercerita / ibunya yang sangat tanggap. Subhanallah. Walau belum bertemu beliau, saya yakin beliau orang yang sangat perhatian terhadap anaknya.

Nah, dibungkusan itu ada selembar kertas yang berisi informasi sebuah lomba penulisan untuk guru-guru yang mengajar TIK ( Tekhnologi Informasi Komputer), tentang pengalamannya dalam mengajar. Ketika saya baca disitu tertera satu milis, milis Smart Teacher. Untuk mengikuti lomba tersebut, saya harus mendaftar dulu menjadi anggota milis. Jujur saya akui walau guru komputer, saya termasuk jarang berinteraksi dengan internet, apalagi browsing dan menjadi anggota milis-milis. Ternyata kertas lomba dari mama afra menjadi awal saya memotivasi diri saya dalam berinteraksi dengan tekhnology sampai sekarang.

Ada satu kisah yang luar biasa buat saya, yang kisah ini hadir karena interaksi dengan internet. Ceritanya, setelah menjadi member milis Smart Teacher, saya sering mendapat email-email tentang motivasi atau curhat dalam pengajaran. Ada satu orang ibu-ibu yang beliau sangat rajin mengirim tulisan untuk group di milis. Dan kata-kata yang ada benar-benar mencerminkan sosok guru yang sejati. Sangat memotivasi dan cerdas. Beliau adalah ibu Siti mesuri. Selanjutnya saya memanggil beliau mbak siti. Dibandingkan beliau sebenarnya saya tidak ada apa-apanya…uuuh jaaauh. Membaca perjalanan hidupnya melalu blog dan websitenya, sungguh sarat dengan perjuangan.

Mbak siti, lahir dari keluarga guru di desa kecil pangkep makasar. Dengan serba keterbatasan ekonomi, orangtuanya tetap semangat mendorong anak-anaknya untuk sekolah. Hal itu memotivasi mbak siti untuk berprestasi, dari SMU beliau sudah mendapat bea siswa. S1 di makasar beliau lalui dengan bea siswa full, S2 di universitas surabaya juga demikian. Akhirnya beliau menjadi dosen di Universitas surabaya. Tapi apakah beliau berpuas disitu saja ? tidak….beliau tetap semangat mencari ilmu, walau sudah dikarunia 2 putri kecil. Beliau nekad mengikuti seleksi bea siswa S3 untuk Phd matematika di Universitas Queensland australia, yang didanai AusAid foundation. Walau bersaing dengan ribuan orang mbak siti tetap tegar melangkah. Alhamdulillah Allah memberikan bea siswa itu untuk beliau.

Namun apakah segalanya begitu mudah untuk beliau lalui ? tidak. Mbak siti harus berpisah 6 bulan pertama dengan putri kecilnya, karena harus ikut kursus bahasa inggris dulu di Bali. Dengan dukungan suami dan keluarganya mbak siti mantab melangkah. Sampai akhirnya, tiba waktu keberangkatannya ke australlia. Tetap tidak didampingi suami dan anak, mereka baru bisa menyusul 3 bulan berikutnya. Namun dengan mantap mbak siti tetap melangkah, dihatinya dengan teguh berkata..”Aku berangkat untuk Guru dan Demi Guru-guru di negeriku…..” sungguh suatu cita-cita yang mulia. Menuntunnya menjadi makin berprestasi.

Ketika tahun ke 3 di Queensland, beliau mendapat tugas menemani 2 profesor matematika disana untuk menghadiri konferensi nasional matematika di Bandung. Mereka adalah Prof Robyn anderson, dan Pof Merlyn, dua pejuang pendidikan di Australia. Inilah awal pertemuan kami.

Pada sore hari, telpon dirumah bapak kontrakan saya berdering. Ada wanita yang bernama siti dari australia, ingin bicara dengan saya. Hati saya dag dig dug. Apa mbak siti yang di milis ? masak iya…ada apa. Selama ini saya selalu menganggap berteman / berkenalan di internet adalah maya. Tidak nyata. Setelah mendengar suara beliau, ternyata benar. Subhanallah. Terdengar sapa lembut diseberang telfon. Beliau adalah orang yang sangat saya kagumi, yang menjadi motivator tak langsung bagi saya untuk kuliah lagi. Dan sekarang sedang menelfon saya..( Norak ya he he )

Beliau berkata, akan mendampingi profesor ke Bandung, dan beliau punya rencana untuk mampir jakarta bertemu dengan guru-guru dijakarta, sekalian mengenalkan pada profesor anderson dengan guru-guru. Dan beliau menawarkan amanah, maukah saya menjadi EO selama beliau dijakarta. Subhanallah mimpi apa ya, kok beliau begitu percaya pada saya…..menjadi EO acara yang besar bisa ga ya…?

Akhirnya saya bawa tawaran mbak siti ke sekolah, sebelumnya memang teman-teman dan sekolah sudah tidak asing dengan sosok beliau, karena saya sering menempelken tulisan beliau di mading sekolah. Sekolah saya sangat terbuka untuk menerima kedatangan beliau dan prof. Anderson, kami pun membentuk tim panitia kecil untuk penyambutan dan workshop. Menjadi hal yang sangat amazing buat saya, saat menjemput di bandara. Kami yang belum saling tatap muka, akan saling melihat hari ini. Hari itu menjadi hari yang sangat istimewa buat saya. Terlihat, seorang wanita berjilbab rapi, diapit 2 turis yang sudah cukup usia. Dan ternyata itulah beliau Mbak siti Maesuri. Teman maya yang menjadi nyata. Guru dan dosen jarak jauh saya. Subhanallah. Saya bahagia.

Dengan senang hati kami mengantar tamu kami kehotel, sepanjang jalan saya hanya terdiam, bingung mau bicara apa. He he. Hari pertama mbak siti dan mrs. Anderson berkenalan ramah tamah dengan guru-guru disekolah, dilanjutkan dengan berkeliling jakarta. Pada waktu itu bu efi dan bu ita ( yayasan ) sendiri yang menyetir mengantar dua tamu istimewa kami. Lalu hari kedua, diundanglah sekolah-sekolah di daerah kami untuk mengikuti workshop matematika yang langsung diisi mrs anderson dan penterjemahnya mbak siti.

Alhamdulillah acara berjalan dengan baik, dan tekhnology telah mengantarkan saya untuk menjumpai orang-orang istimewa seperti mbak siti dan mrs anderson. Yang kemudian membawanya kedunia nyata, dan manfaatnya tidak hanya saya rasakan sendiri, tapi sekolah, dan guru-guru bisa ikut berinteraksi.

Jadi, Jangan pernah mengabaikan tekhnology, internet bisa menjadi sarana menyambung silahturahmi. Ketika tangan tak bisa saling menjabat, namun kabar dan cerita tetap bisa menjadi pengerat persahabatan. Mau dimanapun sahabat kita berada, austalia, amerika, arab dibelahan bumi manapun.

Saya yakin, teman-teman mempunyai cerita lebih seru selama bercengkerama dengan internet. Yuk, kita manfaatkan untuk upgrade diri. Bersama-sama mengajak murid kita menemukan kebaikan padanya, pengetahuan dan persahabatan. Kita yang harus mengenalkannya pada anak didik kita, jangan biarkan mereka belajar sendiri. Yang kemudian tanpa nasehat kita, mereka terjerembab memanfaatkan tekhnology untuk yang mubazir atau kenistaan dunia pornografi. Jiwa muda mereka yang serba ingin tahu, tak kan pernah terbendung dengan ilmu-ilmu baru yang ingin mereka ketahui. Saya yakin, murid yang cerdas dan cukup bekal dari gurunya, akan bisa menyaring informasi yang diperlukan / yang layak dibuang. Siswa kita sudah cukup dewasa menyikapinya…!

Hadiah itu bernama CINTA

Menjalin hubungan yang baik, adalah dasar dari pergaulan. Menjadi guru, tidak hanya harus berlaku dengan baik pada siswa, kepala sekolah, yayasan, rekan, staff, dan bagian yang penting pula adalah orang tua murid.

Suatu saat ada seorang ibu yang bilang : “ Wah guru-guru SD sombong, tidak pernah menyapa, cuek walau lewat depan kita”. Duh, sedih sekali ya kalau kita yang menjadi bagian dari komentar itu. Disadari atau tidak, terkadang banyak urusan yang kita simpan dikepala ini dari mulai urusan murid, tadi si ini bertengkar dengan si itu, belum buat soal formatif, kepala sekolah sudah mengingatkan lesson plan mingguan belom disetor. So What !

Disitu masalah bermulai, ketika kita berjalan melalui orang tua yang tengah mengantar / menanti anaknya. Fikiran kita sibuk, sehingga kita tidak menyadari keberadaan mereka. Padahal betapa sapa lembut serta santun kita akan menjadi pengikat cinta antara guru dan orang tua. Jangan pernah beranggapan berinteraksi dengan orangtua hanya tugas walas. Tidak…kita semua harus memupuknya dengan cinta kita sendiri.

Kalau sudah membahas masalah interaksi orangtua dengan guru, saya salut dengan teman saya bu ijah. Subhanallah. Cara beliau berinteraksi dengan mereka, sungguh tulus dan ikhlas. Beliau dengan ramah menyapa semua orangtua yang dikenal / tidak. Sesibuk apapun bu ijah, ketika ketemu orang tua beliau akan berhenti sebentar dan bercakap. Orangtua murid yang dulu pernah berinteraksi dengan bu ijah dikelas 1, tetap terjalin hubungan yang baik walau bu ijah berpindah kelas. Sikap bu ijah, membuat banyak orang tua yang sayang sama beliau. Tak jarang, bu ijah memberi les tambahan pada anak yang kurang bisa menangkap pelajaran, tanpa dia mau dibayar.

Buah yang manis, dari sikap hangat dan bersaudara bu ijah dapatkan adalah kasih sayang dari orang tua murid. Tak jarang ada orang tua murid datang bertemu orang tua bu ijah dirumah, memberikan sejumlah uang atau hadiah kecil. Bahkan ada murid yang sudah pindah kelain kota, masih sering mengirimkan kabar dan hadiah khusus untuk bu ijah dan teman-teman guru yang lain.

Apa yang membuat orang tua murid senang pada bu ijah ? apa karena bu ijah cantik ? tidak bu ijah biasa-biasa saja. Beliau hanya guru yang rendah hati, selalu hangat dan penuh kasih sayang dengan murid. Beliau menganggap orang tua murid adalah partner, orang tua yang harus dipahami dan diberikan informasi tentang anak-anaknya.

Hadiah-hadiah yang diterima bu ijah / guru-guru yang lain,…. Sebenarnya adalah ekspresi cinta dan perhatian dari orangtua murid. Jadi, andaikan para guru juga mempunyai cinta yang lebih banyak untuk mereka. Pasti akan berbeda menyikapinya, ketika dengan paniknya orangtua komplain masalah anak, ketika sebagai orangtua mereka marah apabila ada hak murid yang tidak ditunaikan. Atau ketika begitu banyaknya kekhilafan guru, sekolah, staff dan yayasan dalam mengakomodir mereka.

Mereka tetaplah orang tua, seperti orang tua kita. Berharap yang terbaik buat anaknya. Seperti orang tua pada umumnya, kadang mereka juga salah. Hanyalah dengan CINTA kita akan mengembalikan tali kasih, dan menguatkan diri menuju pendidikan yang profesional dan penuh cinta kasih.

Wah, Ibu galak ya ?

“ Anak-anak yang tenaaaang ya…! Bu guru mau bicara niii….” ! teriakku dengan kesal menghadapi keributan di kelas.

Ternyata teriakan itu belum mempan, akhirnya ku tambah volumenya menjadi . Aha…anak-anak terdiam. Namun suasana menjadi tegang. Mereka mencuri pandang padaku. Ooohhh apakah wajahku yang manis telah berubah menjadi sosok yang menakutkan untuk mereka.

Ah, aku tak ambil peduli. Yang terpenting aku bisa mejelaskan tugas hari ini, dengan tuntas tanpa aku harus mengulang-ulang. Yup, tapi ada apa dengan hatiku…kok aku ikut tegang. Ah sudahlah, masih banyak tugas menanti, silabus, lessonplan, dan KKM harus segera dkumpulkan. Aku biarkan anak-anak mencoba menyelesaikan tugasnya sendiri. Aku jadi lupa untuk berkeliling, mencari tahu anak yang belum bisa mengerjakan/ tidak paham. Aku sibuk menghadapi komputerku sendiri.

Sampai suatu saat, dipertengahan tugas. Aku lihat ada anak yang masih terdiam menghadapi komputernya. Bukannya mendekati, dengan lembut. Aku berteriak dari jauh dan memarahinya. Si anak itu terdiam dan terduduk kuyu. Aku baru tersadar akan kekeliruanku ketika ada anak lain yang menyeletuk,….”huh Bu guru kok Galak sih….”. seketika tubuhku yang panas langsung dingin….

Aku malu sekali,…..telah lepas kendali menjadi seorang guru yang baik, yang pengertian dan selalu memilih kata yang tepat saat bicara. Ternyata, walau sudah sering ikut pelatihan tentang pengasuhan dan pendidikan anak tidak menjamin guru-guru dikelas sabar. Buktinya ….aku masih lost control. Astagfirullah…semoga yang lain tidak…..

Saya bersyukur, waktu itu ada anak yang berani menegur sikap saya. Saya jadi ngeri jika membayangkan menjadi murid-murid, ketika mereka dimarahi. Mereka memang akan terdiam, tapi memory mereka menyimpannya. Bahkan ada yang menyimpannya sampai dewasa. Ya Allah……..Astagfirullah hal Adziiim.

Makin saya sadari, ternyata tidak mudah menjadi seorang guru. Seorang guru yang tidak pernah melukai perasaan murid-muridnya. Yang selalu lembut dan santun ketika mengingatkan. Sudah banyak contoh yang bisa kita ambil, dari bu muslimah gurunya andrea hirata, dari sikecil toto chan yang semangat belajar di gerbong kereta. Lalu apakah kita bisa menjadi guru kebanggaan murid-murid kita ?

Mari kita jawab dengan jujur. Dari hasil meneliti diri sendiri, saya akan mudah marah dan emosi ketika ruhiyah dan kehidupan spiritual saya kendor. Harusnya tiap pagi, selesai dhuha dan baca qur’an selalu ingat…ingat….dampak kata-kata yang diucapkan guru akan menjadi penentu. Murid kita jadi orang baik…atau jahat. Saya jadi makin merinding….ya Allah jika saya menyakiti hati murid…maka dirinya akan menyimpan kesedihan itu…..

Jadi,…guru ya jangan sungkan ucapkan maaf…jika kita khilaf…seperti kita mengajarkan pada murid kita untuk senantiasa meminta maaf saat berselisih pendapat. Agar teman-teman tidak mengalami kisah seperti saya, ditegur seorang murid karena dinilai galak he he he…..

Perjalanan seorang calon guru

Menjadi guru memang tidak mudah. Kalau Cuma sekedar mengajarkan ilmu yang kita miliki mungkin tidak begitu repot. Tapi semua tak sesederhana itu, karena mengajar juga melatih kesabaran dalam berinteraksi dengan murid. Sejak bangku SMU saya sudah melibatkan diri untuk aktivitas mengajar kecil-kecilan, jadi guru TPA. Hal itu berlanjut sampai saya kuliah.

Ketika lulus kuliah, sesuai latar belakang pendidikan saya informatika perbankan, maka saya pun melamar untuk bekerja di Bank. Tapi malang, karena ketika lulus dari sebuah akademi perbankan masa ketika bank-bank masih diliquidasi. Tapi saya tetap berusaha, untuk melamar di sebuah bank daerah. Namun belum sampai mengerjakan test masuk, sudah membuat hati saya hancur. Karena tes awal yang harus dilalui adalah tes tinggi badan. Tinggi badan saya yang 155 cm dinyatakan tidak proposional untuk dilanjutkan pada tes berikutnya. Dengan kata lain saya gagal, tidak bisa ikut seleksi. Dengan geram, saya pandangi ijasah saya. Inikah artinya saya lulus dengan predikat cumloude dari kampus perbankan saya ? kenapa tinggi tubuh yang menjadi jaminan bahwa seseorang bisa mengerjakan tugas / tidak.

Hari itu saya masih ingat, ingin sekali berteriak marah pada bank itu. Saya ingat ibu, yang saya tinggal karena demi tes ini. Ibu yang terbaring sakit, dan masuk kamar operasi. Saya sedih, marah. Apa artinya ilmu yang saya pelajari ya Allah ?

Kalau ingat hal itu, membuat saya bersyukur. Waktu itu Allah tidak menjadikan saya pegawai bank. Allah melindungi saya dari riba. Allah malah menuntun langkah kecil saya merantau dijakarta, dimulai dari tawaran mengajar TK dengan gaji 75 ribu. Sayapun bertahmid, dan tak henti untuk berikhtiar. Guru tetap saya anggap profesi sampingan. Saya tetap berobsesi bekerja dikantor / perusahaan.

Sampai panggilan datang dari sebuah perusahaan amerika. Menjadi staff produksi. Tak hentinya saya bertahmid, menjemput kemandirian. Hidup berdikari, menopang keperluan sendiri dan keluarga. Bismillah, saya awali hari itu. Bekerja di perusahaan memang penuh perjuangan, tubuh kita yang dinilai mesin. Hanya boleh berhenti bekerja ketika jam istirahat yang cuma 30 menit, untuk sholat dan makan.

Namun ada sesuatu yang mengusik saya, ketika mangantar seorang teman untuk kursus komputer di suatu lembaga pendidikan di kosambi jakbar. Saya teringat ijasah D3 Informatika perbankan saya, kenapa tidak coba melamar menjadi guru dilembaga itu. Toh, untuk ilmu komputer insya allah akan terasah kembali.

Akhirnya dengan bulat saya tinggalkan perusahaan yang telah memberi gaji lumayan buat saya. Saya putuskan untuk menjadi guru, dan apa yang terjadi ? Ternyata gaji saya hanya sepertiga dari gajji yang saya terima dari pabrik. Namun, bismillah, berilah rejeki yang berkah ya Allah.

Dari tempat kursus, saya beralih ke SMP formal. Dunia pendidikan pelan-pelan memasuki relung hati saya. Saya dan suami siap mewarnai jiwa-jiwa muda itu dengan kebaikan. Sampai akhirnya Allah memberi kesempatan saya untuk terjun pada pendidikan di sekolah islam terpadu.

Akhirnya, disinilah saya sekarang tanpa ijasah pendidikan, saya terus mengajar. Sampai akhirnya saya menyadari, menjadi pendidik tidak boleh berhenti untuk belajar. Saya lanjutkan studi saya S1 komputer. Saya jalani sambil mengajar. Subhanalllah. Ilmu itu terus mengalir. Saya teruskan ilmu pendidikan yang belum saya raih, di Akta 4.

Menjadi guru, tidak pernah terlintas menjadi sebuah cita-cita dari kecil. Namun, kehendak Allah telah menuntun saya untuk mengambil peran mulia itu. Saya sadar, saya tak kan pernah sempurna untuk menjadi guru, jadi saya harus terus belajar.

Ada kebaikan pada dirinya…!

Sekolah kami adalah sekolah islam terpadu. Lingkungan pendidikan yang ada diset sebagai lingkungan yang siap untuk mendidik anak, tidak hanya fikri dan jasad namun juga akhlaqnya. Perekrutan guru berkualitas secara ilmu dan agama menjadi urusan yang tak bisa dianggap sepele. Karena kesuksesan pendidikan salah satu tergantung bagaimana akhlaq guru-gurunya ?

Hal yang sangat terasa ketika pertama kali masuk kesekolah ini adalah, nuansa kekeluargaan pada guru-guru. Baru datang, saya disambut hangat dan ramah. Saya merasa sudah menjadi bagian mereka sejak lama. Disekolah ini tidak ada senior dan yunior…semua sama. Saya langsung merasa nyaman dengan rekan-rekan gurunya. Subhanallah. Kalau dilingkungan sekolah yang lain, selalu ada orang-orang yang iri / atau kadang bergaya senior pada kita. Disini tak ada. Semuanya baik hati. Itu penilaian awal saya.

Setelah bergabung lama, ternyata tak ada kesempurnaan pada suatu lingkungan. Persinggungan antar teman itu tetap ada, walau tidak tajam. Saya masih maklum. Namun ada satu guru yang mempunyai karakter unik. Dan perlu waktu lama bagi saya dan teman-teman untuk memahaminya. Bu lana kami memanggilnya. Sebenarnya, beliau sangat pintar dan selalu bertanggung jawab terhadap semua tugasnya. Hanya satu hal yang membuat teman-teman kurang suka. Beliau suka berkomentar negatif dan cenderung membanggakan diri pada tiap ucapannya. Akhirnya, banyak teman yang menarik diri untuk berinteraksi lebih dalam. Dan hal itu membuat bu lana jadi kesal sama teman-temannya, beliau menganggap guru-guru tidak baik pada beliau.

Padahal benar ga sih ? lalu siapa dong yang benar ? Selama ini saya mencoba menjadi teman yang bijak dan netral, caya coba dengarkan curahan hatinya. Akhirnya, saya menarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada dirinya ini adalah karakter yang tak disadarinya. Bukan suatu kesalahan kalau dia begitu. Tinggal kita sebagai sahabatnya menjadi pelurus ketika ada yang kurang tepat diungkapkannya.

Namun, suatu saat ada rekan saya dari luar yang masuk menjadi guru bahasa di sekolah kami. Dan rekan saya ini mengajar di kelas bu lana. Baru seminggu mengajar, kami dikejutkan ketika bu wira ( guru baru tsb ) mengundurkan diri. Usut punya usut, bu wira pun mengaku tidak sanggup menghadapi komentar pedas dari bu lana saat dia mengajar.

Saya yang semula selalu berpihak pada bu lana, menjadi kesal. Pun teman-teman yang lain, menjadi kebiasaan kita ketika ada guru baru akan kita rangkul dan kita beri ucapan semangat. Karena untuk menjadi guru selalu sulit pada awal-awal penguasaan kelas. Dengan tidak bermaksud menyinggung bu lana, sayapun ungkapkan kata-kata yang bernada bahwa, dia puas dengan keluarnya bu wira. Sayapun berlalu.

Kejadian itupun membuat bu lana sedih dan mengungkapkan kejengkelannya pada teman-teman, tentang sikap saya. Dan banyak laporan teman-teman tentang saya, yang telah menghardik beliau. Saat itu saya cuek dan tak berkomentar. Terkadang, seorang teman yang sudah keterlaluan perlu diberi shock terapy. Karena dia tak pernah tahu kata-katanya telah sangat melukai hati seseorang. Walau cara saya juga salah, telah membuat bu lana sedih.

Alhamdulillah, walau sempat terdiam beberapa saat. Hubungan kami membaik, bu lana sangat profesional dan tetap mendampingi anak-anaknya saat pelajaran saya. Itu membuat saya salut. Saya mulai melihat kebaikan lain di sisi dirinya.

Dan kemarin bu sri guru kelas 1 bercerita, ada anak muridnya yang terjatuh sehingga kepala berdarah. Ketika guru-guru yang lain masih terpana tidak lekas bergerak untuk memegang anak itu. Dengan cekatan bu lana langsung menarik tubuh anak itu, menggendongnnya ke klinik. Sampai kerudungpun terkena darah. Pun ketika di ruang dokter, bu sri tidak tega menemani muridnya dijahit. Bu lana, dengan kuat dan tegar memberikan ketenangan pada anak yang jatuh tadi. Subhanallah

Disaat menanti anak tersebut selesai diobati, bu lana dan bu sri saling bercerita. Bu lana menyampaikan pada bu sri, bahwa disekolah tidak banyak guru yang menyukainya. Maka dia tak punya teman dekat. Padahal sudah hampir 3 tahun dia mengajar disana. Dan dengan tulus bu sri berkata :

“ Siapa bilang bu lana tak punya teman ? “

“ Aku mau menjadi teman bu lana,” kata bu sri dengan tulus.

Subhanallah. Ternyata, terkadang kita terlalu terfokus pada sisi buruk seseorang. Sehingga menghalangi kita untuk melihat kebaikan yang ada padanya. Bu lana, saya tahu anda sangat profesional dalam bekerja. Mencintai murid tanpa pilih-pilih. Semoga kita terus memperbaiki diri, dan anda…..siap membuka diri untuk semua teman dan saudara disekitar kita.

Sayapun mulai menyadari….bahwa cinta itu ada diantara kita….dan bu lana akan menjadi guru yang makin cemerlang….saat dirinya juga membagi cinta untuk rekan-rekan yang ada disekitarnya…….

Gelayut cinta untuk lana

Happy milad untuk Mami

Pagi itu, seperti biasa kami sarapan bersama di ruang guru putri. Sambil bercerita dengan hangat, menjadi pelengkap lauk pagi hari. Bu tuti bercerita, bahwa mami akan milad besok. Bu tuti adalah adik dari mami. Siapa mami ? Mami adalah orangtua yang mempunyai yayasan tempat sekolah kami bernaung. Beliau sangat baik, dan penyayang. Mungkin usianya sekitar 60 tahunan.

Walau sudah berpredikat nenek, mami sangat gesit. Setiap hari beliau masih mengurus keperluan cucu-cucunya, yang tiap hari selalu singgah dirumah nyainya. Diusia itupun beliau masih sangat cantik. Mbak rina salah seorang anaknya bilang, mami terlihat muda dan segar karena beliau tak pernah meninggalkan sholat malamnya. Subhanallah.

Saya mulai sering berinteraksi dengan mami, ketika mami memesan habbatussauda dari toko herbal kami. Hampir tiap minggu mami minta dikirim habatusauda, buat beliau, anak-anak dan cucu-cucunya.

Berfikir tentang milad mami, akhirnya saya punya ide untuk memberi kejutan pada mami. Apa salahnya jika kita berbagi perhatian dan kasih sayang ?.... ide sederhana dengan mencetak karya cucu-cucu mami di ruang komputer. Lalu didesain dengan manis, dan dibingkai. Subhanallah. Semoga karya kecil ini bisa membuat mami bahagia. Akhirnya kado itu dibungkus dengan rapi dan disisipi sebuah surat …tulisan yang tulus untuk mami :

Dear Mami,


Alhamdulillah ….. kami bersyukur bisa mengenal sosok mami. Mami yang gesit, sabar dan penyayang. Semoga Allah mengkaruniakan pada kami, kebaikan yang senantiasa menyertai mami.

Subhanallah..... semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan pada kehidupan keluarga mami. Usia yang telah telampui, semoga menjadi catatan kebaikan didunia. Semoga Allah menggantikan semuanya dengan keindahan JannahNya nanti...Amin

Mami adalah sosok ibu untuk kami semua........ibu yang selalu siap tersenyum walau kadang kelelahan bergelayut ditubuh.....

Ibu adalah sesosok manusia yang diagungkan namanya oleh malaekat dilangit, dan Rasulullah menyebut "ibu" sebagai orang yang menjadi urutan pertama hingga ketiga untuk dilayani, dihormati, dan tempat berbakti setiap anak.


Bahkan mungkin senyum Allah dan para penghuni langit senantiasa mengiringi setiap hasta yang mampu dicapai ibu.

Dan Cinta Seorang ibu takkan pernah terbalas oleh siapapun, dengan apapun, dan kapanpun.

“ SELAMAT MILAD MAMI….”

Semoga Allah selalu menyertai langkah mami. Amin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Love

Teachers of ABATA

Beberapa hari kemudian, mami bercerita dengan semangat dan penuh haru. Kado dari guru-guru berupa gambar yang dibingkai, dipasang sama papi di atas tempat tidur mami. Dan surat itu, dilaminating dengan rapi.

Subhanallah. Saya jadi makin terharu, lihatlah perhatian dan kado tak seberapa itu bisa menjadi penguat kasih sayang antara mami, papi, dan kita para anak-anaknya, guru disekolah ini. Teman, masih enggan kah kita berbagi perhatian dan cinta ?

Berbagi dalam lapang maupun sempit

“ Rizki itu minnallah, b nisa….!”, ungkapan itu saya dengar dari seorang sahabat saya saya hampir 2 tahun lalu. Masih terekam dengan baik, bagaimana beliau dan keluarga menyambut saya dengan hangat, dan memperlakukan layaknya saudara. Pun ketika beliau menggunakan jasa saya untuk membekam beliau dan ibunya. Rizki yang beliau berikan membuat saya tercekat. Tidak berani menerimanya. Saya khawatir, ini menjadi bebannya.

Sungguh, berat sekali menerima pemberiannya. Walau memang tidak dilarang menerima upah dari bekam. Namun, saya lebih sering melihat keadaan ekonomi pasien sebelum akhirnya memutuskan untuk menerima / tidak uang tersebut. Saya sungguh takut, saudara / pasien sedang dalam kesulitan keuangan. Namun, saya menjadi beban untuk dibayar. Padahal membekam orang, sudah saya niatkan ibadah, untuk melestarikan sunnah rasul. Bisa meringankan beban / jalan menuju kesembuhan seseorang, saya sudah sangat bahagia. Walau ada yang tetap membayar, semata-mata untuk mengganti alat saja minimal.
Malam itu, dirumah bu ratna yang sangat sederhana saya membekam beliau dan ibunya. Dengan keikhlasan dan persaudaraan, saya tidak mengganggap beliau pasien namun kakak. Ketika hendak pamit, beliau tetap memaksa menyelipkan amplop pada saya. Sayapun menolak dengan lembut. Namun beliau memaksa, dan tersenyum menyadari keraguan saya. …dengan lembut berbisik…,“ rizki itu minnallah ukhti….”. Karena tak ingin beliau kecewa, saya terima amplop itu.

Sesampai dirumah saya buka,….subhanallah selama membekam ini adalah upah yang paling besar saya terima. Padahal saya tahu, bu ratna bukan keluarga yang mampu. Rumah beliau sederhana, selalu langganan banjir. Sebagai guru, gaji beliau tak seberapa bahkan sudah sering habis awal bulan untuk membayar biaya sekolah anaknya. Dan usaha suaminya juga belum bisa menghasilkan banyak utnuk keluarga.

Saya jadi kagum dengan sosoknya, bukan karena beliau memberi saya materi lebih. Namun mempelajari prinsipnya, yang tidak pernah kawatir tidak punya uang ketika bersedekah dalam jumlah yang besar. Momen berikutnya, ketika ada seorang teman kami wisuda S1. Kabar itu membuat beliau bahagia. Bu Ratna pun menyiapkan syukuran kecil-kecilan untuk teman tersebut, karena bu ratna tahu teman tersebut tidak punya dana untuk itu. Dengan membuat makanan yang banyak, beliau masak sendiri, bu ratna membawa ke sekolah dan membagi ke semua guru dan staff. Beliau tak lupa bilang, ini syukuran atas wisudanya teman tersebut.
Tampak sederhana, apa yang beliau lakukakan. Tapi buat saya yang tahu keadaannya, membuat terharu. Disaat dia ingin membahagiakan orang lain, motornya tengah tergadai dan dia tak bisa menebusnya. Karena tidak ada dana. Usaha suaminya pun sedang terancam bangkrut. Tapi dia selalu tersenyum dan berusaha menyenangkan semua orang. Akhirnya, saya tak tahan untuk diam. Sayapun bertanya:
“ Umi,…umi sedang kekurangan tapi kenapa malah umi membuat makanan yang banyak dan membagikan semua orang untuk syukuran si A ?”
Beliau menjawab dengan senyum tulus, “ justru itu bu nis, aku ingin bersedekah dalam lapang maupun sempit….”, kata beliau bijak.
Subhanallah, pribadi emas itu ada disini, bersama kita disekolah ini. Dia menjadi cahaya, inspirasi yang tak pernah habis. Suatu saat, saya tahu keadaannya sedang sangat kekurangan. Namun, dia tak pernah mengeluh. Tapi saya tahu dari sorot matanya. Ketika ada rizki, saya selipkan sebuah amplop padanya dan tertulis, umi, we’re family. Kita bersaudara dan jangan pernah menolak saya untuk saling membantu. Dengan haru kamipun berpelukan.

Tidak hanya sampai disitu, usaha kecilku untuk beliau. Sayapun becerita sedikit pada murid beliau mbak sri, tentang keadaannya. Dan subhanallah, esoknya disekolah b ratna bercerita dengan haru…:
“ Bu nis,…..kemarin ada yang mengantar bahan sembako dan makanan kerumah, padahal hari itu aku memang tak bisa belanja dan tak punya sebutir beraspun dirumah, alhamdulillah…”.
Saya tersenyum dan merangkul beliau, : “ Umi, itulah pertolongan Allah untuk umi dan keluarga, selama ini umi selalu bersedekah dalam lapang maupun sempit”.
Esoknya saya temui mbak sri, yang telah berbagi dengan ikhlas. Mbak sripun bilang, “ bu nis, kalo ada hal-hal seperti itu lagi share aja ke aku, aku suka bisa membantu teman…” , senyumnya tulus.

Ya Allah, saya yakin masih banyak hati-hati emas disekolah ini. Yang perduli, baik hati dan dermawan. Bukakan pintu rizki dan kasihmu selalu. Berilah sekolah ini keberkahan, sejahterakan saudara-saudara kami disini. Amin

Jakarta mendung ( 02 feb 09 )

Sebuah senja bersama Bu efi

Sore itu, sepulang sekolah saya pergi ke gramedia untuk berburu buku berdiskon, kebetulan gramedia sedang ada obral buku sampai 70 %. Momen ini harus dimanfaatkan dengan baik. Benar saja, asal kita jeli ada buku-buku best seller dulunya yang sekarang di obral. Disana saya bertemu bu efi, beliau adalah staf bendahara yayasan, namun sekarang beliau mengundurkan diri karena ingin fokus mengurus keluarga. Kamipun saling menyapa, dan saya langsung turun untuk belanja di swalayan.
Selesai belanja, hujan dengan derasnya mengguyur diluar. Wah subhanallah….itu berarti saya harus berdiam dulu menanti reda. Secara kebetulan saya kembali bertemu bu efi, beliau sudah selesai belanja buku. Wah saya ingat beliau biasanya bawa mobil, kenapa tidak numpang aja. Ide bagus…!
“ Ibu, bawa mobil kan…?” , tanya saya.
“ Iya bu nisa. Bu nisa mau bareng ?”, jawab beliau dengan tanggap.
“ Iya kalau boleh…?
“ Wah boleh banget, tapi saya mau ke Makro dulu belanja untuk jualan besok..mau ikut dulu ke makro ? “ , Ajak beliau dengan ramah.
“ Ya sudah, asal tidak mengganggu…boleh, dari pada saya berdiri menanti hujan reda disini, sekalian saya belum pernah ke makro, bisa cek harga he he.”
Akhirnya kamipun meluncur menuju makro meruya. Sore ini menjadi sangat berkesan, ketika kita saling bertukar fikiran. Saya gali ilmu-ilmu dari beliau. Subhanallah ibu yang terlihat sporty dan energik ini, ternyata pintar memasak dan menjahit. Padahal dilihat sekilas tidak ada tampilan feminis dan kata-kata lembut dari beliau. Bu efi selalu ceria, to the point kalo bicara.

Setelah beliau memutuskan keluar dari kerja kantor dan fokus pada keluarga, hal pertama yang dilakukan adalah mengurus anaknya yang bernama anis untuk terapi. Anis termasuk anak autis. Bu efi memutuskan memberikan terapi full pada anis dengan tanggannya sendiri. Perubahan demi perubahanpun terjadi, yang dulu anis tidak bisa mandi sendiri sekarang bisa, yang dulunya anis cuek main sendiri, sekarang dia mengikuti les piano untuk melatih konsentrasinya. Dengan kebanggaan seorang ibu, bu efi bertutur..” bu nisa, anis sekarang sudah bisa memainkan sebuah lagu…”. Sebuah lagu tampak sederhana jika dilakukan anak yang normal, tapi buat anis ini adalah kemajuan yang luar biasa. Dan semua melalui tangan seorang ibu yang tulus. Dalam hati kecil, saya berdo’a ..” Ya Allah, berilah kasihmu dan sembuhkan anis….”. Saya ingin melihat binar bahagia bu efi ketika suatu saat nanti, anis bisa kembali ke dunia nyata menjadi anak yang tumbuh sesuai dunianya.

Pelajaran yang saya gali dari beliau belum selesai,……sampai makro ibu yang gesit inipun meraih troly besar. Beliaupun meraih barang-barang yang dibutuhkan untuk keperluan membuat spagety. Ternyata, setiap hari beliau bangun jam 2 malam membuat spgeti untuk dijual. Subhanallah. Itu berarti waktu sepertiga malam beliau awali dengan sholat malam. Sedang saya, saya lebih sering tertidur dngan pulas dari pada bangun menegakkan sholat. Yang membuat salut lagi, sebenarnya tidak ada yang kurang dari kehidupan bu efi, beliau sudah cukup memiliki rumah, kendaraan dan suami yang mempunyai perusahaan property. Kemana-mana diantar mobil. Tapi masih mau bangun malam untuk membuat kue agar bisa dijual. Dan ternyata yang menjual adalah anak-anak beliau sendiri, disekolah masing-masing. Subhanallah.
Beliau memutuskan membekali anak bukan dengan uang jajan tapi dagangan, agar anak-anak belajar bagaimana susah mencari uang. Agar mereka bisa menghargai uang, dan tidak menghambur-hamburkannya. Apalagi anak-anak beliau laki-laki semua. Alhasil, anak-anak itu mempunyai hasil dari jualan yang laris manis. Bahkan bisa menabung. Dan bu efi ? ….beliau bisa memenuhi kebutuhan harian tanpa meminta uang dari suaminya. Karena kue yang dibuat enak dan berkualitas, akhirnya banyak pesanan berdatangan, dari orang tua murid anaknya di Labschool untuk acara arisan dll, dan teman-teman suaminya di kantor.

Makin menyelami sosok bu efi, saya jadi makin terpana. Pun ketika beliau bilang dengan senang hati memasak aneka makanan yang lezat untuk anak dan suami. Ini adalah cara untuk membahagiakan mereka. Ketika dengan total dari pagi hingga malam dia mengurus semua kebutuhan suami dan anaknya, dengan ringan beliau bilang, “ini adalah ibadah bu nis….tak ada yang berat. Justru saya sekarang tambah bahagia. Walau saya tidak berkarir di luar, tapi saya masih bisa menghasilkan pendapatan juga,” ucap beliau sembari tersenyum lembut.
Saya jadi malu…..saya bersyukur Allah mempertemukan kami sore itu, dan menjadikannya hari itu penuh pelajaran. Saya bertekad untuk kembali belajar memasak, dan menjahit. Kodrat sebagai wanita, yang akhir-akhir ini saya sering nomor duakan karena dalih kesibukan mengajar dan kuliah. Sehingga hidangan untuk suami hanya ala kadarnya, bahkan sering membeli. Padahal saya tahu betul, wajah suami saya akan sangat berbinar ketika saya bisa memasakkan untukknya. Membuatkan bekal untuk makan siang dikantor. Maaf ya suamiku.
Ternyata, menjadi wanita itu indah. Banyak sekali ilmu-ilmu yang bisa kita pelajari. Dan kesulitan apapun, akan terpecahkan dengan kesungguhan belajar dan berusaha. Sore itu memang hujan terus menerus sampai malam, tapi hati ini terasa lapang dan bahagia. Thanks bu efi untuk, sebuah senja yang indah…..!

Jakarta hujan ( 02 feb 09 )