Aku terpekur dalam sajadah sunyiku. Sesak yang terasa berangsur-angsur
menguar. Tubuh yang terus bergerak, hati yang terpadu dan jiwa yang berada
dalam genggamanNya ternyata tak cukup untukku membaktikan diri ini.
Sekian kalinya problematika tentang urusan 'rasa' menjadi ujianku....
Aku tergugu....Bagaimana Allah, kupertanggungjawabkan amal sholehku yang
ternyata masih banyak ketimpangan dan kekurangan yang kadang ku tak
sadari.
Ahhh...aku terhenyak, teringat tulisan dari ust salim A Fillah...
“Karena saat ikatan
kita melemah, saat keakraban kita merapuh, saat salam terasa menyakitkan, saat
kebersamaan serasa siksaan, saat pemberian bagai bara api, saat kebaikan justru
melukai. Aku tahu, yang rombeng bukan ukhuwah kita hanya iman-iman kita yang sedang
sakit, atau mengkerdil mungkin dua-duanya, mungkin kau saja tentu terlebih
sering, imankulah yang compang camping.“( Sallim A. Fillah )
Yah.....sepertinya, imanku yang compang camping.....ku telisik lebih jauh
makna kata dan diksiku, ah yaa mungkin lebih banyak yang tak ku sadari....Ya
Rabb ampunilah aku.....
Saudarikuu A mendatangiku dengan beruarai air mata, tentang ujian hidupnya yang
membuatnya terperosok pada kemaksiatan dan benda haram....tangisannya pecah,
tubuhnya bergetar saat mengatakan dirinya tidak tenang dan gelisah....Ku pegang
tangannya menguatkannya untuk kembali ke jalan Fitrah yang mulia dengan
memerangi hambatan pada dirinya sendiri untuk meninggalkan keburukan itu....
Kami saling bercerita, mengurai rasa Ilahiyah yang makin menguat.....untuk
menguatkannya taubatan nasuha....dan menguatkan dirinya kembali ke lingkaran
cinta....
Hari berikutnya...Saudariku B mendatangiku, dengan fisiknya yang lemah karena
demam...bahwa saudariku ingin berhenti mengkaji ilmu agama bersama
teman-temannya dan aku. Kali ini aku yang tergugu pilu...dimanakah letak
kekurangan kami ya Rabbana.... apakah kebersamaan ini terasa menyakitkan
untuknya selama ini????
Masih hari yang sama...aku bertemu saudariku C...sudah hampir 4 bulan tak
bersama dalam lingkaran cinta, karena kesibukannya....ku putuskan segera menjumpainya,
karena hati kecilku merasa ketidak hadirannya bukan hanya karena kesibukannya.
Rasaku benar....salah satu penyebab dirinya tidak hadir lama karena
kesedihannya dengan beberapa penyampaiannku yang membuatnya tidak berkenan.
Ahh...aku kembali tergugu....aku merasa satu persatu ujian 'rasa' yang hadir
itu menuntutku....tidak semua penyebab permasalahan karena orang lain..tetapi
terkadang karena kita sendiri...ku ucapkan terimakasih pada saudari C yang
telah bersedia terbuka padaku, sehingga ku tahu khilafkan dan meng'clear'kan
kesalah pahaman selama ini....
Teringat saudariku D yang menjauh dariku dan lingkaran cintanya tanpa
memberikan alasan apapun....ku merasa ada sesuatu yang membuatnya juga tak
berkenan, tapi tak mampu menyanmpaikannya padaku....
Beberapa permasalahan ini membuatka ‘lelah’ entah kenapa aku
menjadi lesu, lemas. Ahh aku tidak ingin larut dan terpuruk, aku kembali hadir
di lingkaran cintaku sore itu. Membedah sirah yang mulia, membuatku
berangsur-angsur memiliki tenaga kembali. Mendengarkan saudariku satu persatu
membahas tantangan dakwah Rasulullah dan tekanan yang dialaminya baik fisik,
hati dan fikiran ...Ku hadirkan ‘rasa’ku dalam masa itu. Hijrah ke
thoif...dengan harapan membucah, namun harus rela dengan hinaan, cacian dan
luka. Ahh...tantangan dakwahku belum seberapa...
Lingkaran sore itu...menjadi obat semua gundah dan
kesedihanku, dakwah sirriyah rasulullah, dakwah jahriyahnya dan pemboikotan
yang dialami kaum muslimin menari-nari dipelupuk mataku. Ingin rasanya berlari
ke lorong waktu.....
Tapi kakiku tegak disini, bersama dakwah ini...walauu kadang
aku harus terus belajar menjaga ‘rasa’ pada saudari-saudariku....ku kira
cintaku saja cukup untuk mereka...tanpa ku sadari kalau cinta terkadang bisa
melukai...kembali ku tergugu...ketika Isra rasulullah melihat banyak penghuni
neraka adalah wanita...
Masya Allah, tarbiyah yang Allah berikan padaku sarat dengan
pelajaran ‘rasa’. Teringat suamiku selalu mengatakan dengan 3 hal dalam
menghadapi ujian maupun rasa ‘sakit’, nasehat yang ku dengar saat beliau
menguatkan pasien-pasiennya...
1.
Ikhlaskan
Ah ya....aku
harus belajar mengikhlaskan, tidak selamanya kebersamaan akan baik-baik saja. Dan belajar juga untuk merelakan..krn
kebersamaan kt jg tidak ada yang abadi di dunia ini...
2.
Istighfar
Untuk melebur semua dosa yang sengaja atau tidak ku lakukan, dalam lisan
maupun tindakan..masya allah baru ku sadari kenapa rasulullah tetap beristigfar
100 sehari, karena ‘rasa’ mungkin menjadi salah satu penyebab yang tidak
terlihat tapi akan memberikan dampak
3.
Ibadah
Makin
ku tingkatkan ibadahku...tilawahku...puasaku...dan aku berusaha untuk terus
bersabar dalam jalan dakwah ini, memohon kekuatan dan hidayah Allah .
Daan ingatanku kembali pda saudariku E...F...G....dan lainnya yang tidak
bersama lingkaran cintanya karena kesibukannya dalam mengurus keluarga, juga faktor
lainnya yang tak kumengerti..tiba-tiba aku rindu untuk merengkuh mereka dalam
pelukan hangatku. Merasakan rasa yang membuncah karena kecintaanku pada
Rasulullah, untuk terus meneruskan risalahnya dalam cinta dan rasa yang terus
menguat....
Dari Rasulullah SAW yang bersabda
dalam satu doanya:
“Ya Allah, berilah aku rezeki cinta-Mu dan cinta orang yang bermanfaat buat
ku cintanya di sisi-Mu. Ya Allah segala yang Engkau rezekikan untukku di antara
yang aku cintai, jadikanlah itu sebagai kekuatanku untuk mendapatkan yang
Engkau cintai. Ya Allah, apa yang Engkau singkirkan diantara sesuatu yang aku
cintai, jadikan itu kebebasan untukku dalam segala hal yang Engkau cintai.” - Hadits riwayat At-Tirmidzi
Tetapkan jiwa kami untuk istiqomah dalam jalan
ini, kuatkan raga kami untuk memikul amanah dakwah yang mulia. Sabarkan kami
sebagaimana kaum terdahulu yang mulia. Lembutkan hati kami untuk memahami dan
menjaga ‘rasa’ sebagaimana Rasulullah yang memiliki kelembutan dalam sikap,
kata dan akhlaknya....
“Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl: 97).
Isy
Karimun au mut Syahidan
Siak,
18 Maret 2021