Rabu, 17 Maret 2021

Menguak Rasa

 Aku terpekur dalam sajadah sunyiku. Sesak yang terasa berangsur-angsur menguar. Tubuh yang terus bergerak, hati yang terpadu dan jiwa yang berada dalam genggamanNya ternyata tak cukup untukku membaktikan diri ini. 

Sekian kalinya problematika tentang urusan 'rasa' menjadi ujianku....

Aku tergugu....Bagaimana Allah, kupertanggungjawabkan amal sholehku yang ternyata masih banyak ketimpangan dan kekurangan yang kadang ku tak sadari. 

Ahhh...aku terhenyak, teringat tulisan dari ust salim A Fillah...

Karena saat ikatan kita melemah, saat keakraban kita merapuh, saat salam terasa menyakitkan, saat kebersamaan serasa siksaan, saat pemberian bagai bara api, saat kebaikan justru melukai. Aku tahu, yang rombeng bukan ukhuwah kita hanya iman-iman kita yang sedang sakit, atau mengkerdil mungkin dua-duanya, mungkin kau saja tentu terlebih sering, imankulah yang compang camping.“( Sallim A. Fillah )

Yah.....sepertinya, imanku yang compang camping.....ku telisik lebih jauh makna kata dan diksiku, ah yaa mungkin lebih banyak yang tak ku sadari....Ya Rabb ampunilah aku.....

Saudarikuu A mendatangiku dengan beruarai air mata, tentang ujian hidupnya yang membuatnya terperosok pada kemaksiatan dan benda haram....tangisannya pecah, tubuhnya bergetar saat mengatakan dirinya tidak tenang dan gelisah....Ku pegang tangannya menguatkannya untuk kembali ke jalan Fitrah yang mulia dengan memerangi hambatan pada dirinya sendiri untuk meninggalkan keburukan itu....
Kami saling bercerita, mengurai rasa Ilahiyah yang makin menguat.....untuk menguatkannya taubatan nasuha....dan menguatkan dirinya kembali ke lingkaran cinta....

Hari berikutnya...Saudariku B mendatangiku, dengan fisiknya yang lemah karena demam...bahwa saudariku ingin berhenti mengkaji ilmu agama bersama teman-temannya dan aku. Kali ini aku yang tergugu pilu...dimanakah letak kekurangan kami ya Rabbana.... apakah kebersamaan ini terasa menyakitkan untuknya selama ini????

Masih hari yang sama...aku bertemu saudariku C...sudah hampir 4 bulan tak bersama dalam lingkaran cinta, karena kesibukannya....ku putuskan segera menjumpainya, karena hati kecilku merasa ketidak hadirannya bukan hanya karena kesibukannya.

Rasaku benar....salah satu penyebab dirinya tidak hadir lama karena kesedihannya dengan beberapa penyampaiannku yang membuatnya tidak berkenan. Ahh...aku kembali tergugu....aku merasa satu persatu ujian 'rasa' yang hadir itu menuntutku....tidak semua penyebab permasalahan karena orang lain..tetapi terkadang karena kita sendiri...ku ucapkan terimakasih pada saudari C yang telah bersedia terbuka padaku, sehingga ku tahu khilafkan dan meng'clear'kan kesalah pahaman selama ini....

Teringat saudariku D yang menjauh dariku dan lingkaran cintanya tanpa memberikan alasan apapun....ku merasa ada sesuatu yang membuatnya juga tak berkenan, tapi tak mampu menyanmpaikannya padaku....

Beberapa permasalahan ini membuatka ‘lelah’ entah kenapa aku menjadi lesu, lemas. Ahh aku tidak ingin larut dan terpuruk, aku kembali hadir di lingkaran cintaku sore itu. Membedah sirah yang mulia, membuatku berangsur-angsur memiliki tenaga kembali. Mendengarkan saudariku satu persatu membahas tantangan dakwah Rasulullah dan tekanan yang dialaminya baik fisik, hati dan fikiran ...Ku hadirkan ‘rasa’ku dalam masa itu. Hijrah ke thoif...dengan harapan membucah, namun harus rela dengan hinaan, cacian dan luka. Ahh...tantangan dakwahku belum seberapa...

Lingkaran sore itu...menjadi obat semua gundah dan kesedihanku, dakwah sirriyah rasulullah, dakwah jahriyahnya dan pemboikotan yang dialami kaum muslimin menari-nari dipelupuk mataku. Ingin rasanya berlari ke lorong waktu.....

Tapi kakiku tegak disini, bersama dakwah ini...walauu kadang aku harus terus belajar menjaga ‘rasa’ pada saudari-saudariku....ku kira cintaku saja cukup untuk mereka...tanpa ku sadari kalau cinta terkadang bisa melukai...kembali ku tergugu...ketika Isra rasulullah melihat banyak penghuni neraka adalah wanita...

Masya Allah, tarbiyah yang Allah berikan padaku sarat dengan pelajaran ‘rasa’. Teringat suamiku selalu mengatakan dengan 3 hal dalam menghadapi ujian maupun rasa ‘sakit’, nasehat yang ku dengar saat beliau menguatkan pasien-pasiennya...

1.    Ikhlaskan

      Ah ya....aku harus belajar mengikhlaskan, tidak selamanya kebersamaan akan baik-baik saja.  Dan belajar juga untuk merelakan..krn kebersamaan kt jg tidak ada yang abadi di dunia ini...

     

2.    Istighfar

Untuk melebur semua dosa yang sengaja atau tidak ku lakukan, dalam lisan maupun tindakan..masya allah baru ku sadari kenapa rasulullah tetap beristigfar 100 sehari, karena ‘rasa’ mungkin menjadi salah satu penyebab yang tidak terlihat tapi akan memberikan dampak

3.    Ibadah

Makin ku tingkatkan ibadahku...tilawahku...puasaku...dan aku berusaha untuk terus bersabar dalam jalan dakwah ini, memohon kekuatan dan hidayah Allah .

Daan ingatanku kembali pda saudariku E...F...G....dan lainnya yang tidak bersama lingkaran cintanya karena kesibukannya dalam mengurus keluarga, juga faktor lainnya yang tak kumengerti..tiba-tiba aku rindu untuk merengkuh mereka dalam pelukan hangatku. Merasakan rasa yang membuncah karena kecintaanku pada Rasulullah, untuk terus meneruskan risalahnya dalam cinta dan rasa yang terus menguat....

Dari Rasulullah SAW yang bersabda dalam satu doanya:

“Ya Allah, berilah aku rezeki cinta-Mu dan cinta orang yang bermanfaat buat ku cintanya di sisi-Mu. Ya Allah segala yang Engkau rezekikan untukku di antara yang aku cintai, jadikanlah itu sebagai kekuatanku untuk mendapatkan yang Engkau cintai. Ya Allah, apa yang Engkau singkirkan diantara sesuatu yang aku cintai, jadikan itu kebebasan untukku dalam segala hal yang Engkau cintai.” - Hadits riwayat At-Tirmidzi

 

Tetapkan jiwa kami untuk istiqomah dalam jalan ini, kuatkan raga kami untuk memikul amanah dakwah yang mulia. Sabarkan kami sebagaimana kaum terdahulu yang mulia. Lembutkan hati kami untuk memahami dan menjaga ‘rasa’ sebagaimana Rasulullah yang memiliki kelembutan dalam sikap, kata dan akhlaknya....

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl: 97).

 

Isy Karimun au mut Syahidan

Siak, 18 Maret 2021