Rabu, 29 September 2021

Namanya CILA

 Cila..gadis mungil yang menarik. Kehadirannya di kelas membuatku belajar banyak hal. Hari pertama sekolah, ku tatap muridku satu persatu. Wajah-wajah polos yang ceria dan semangat. Tapi....tidak dengan cila, wajahnya datar dan terlihat tidak begitu antusias..

Ku awali dengan ice breaking...yang lain merasa seru, tapi cila menanggapi biasa aja kehebohan gurunya...

Sudut mataku menangkap semua responnya...

Sampai akhirnya, ku tanyakan anak2 kebaikan2 yang mereka lakukan dari membantu orangtua, sholat, dll..smua antusias tunjuk jari. Tapi tidak dengan cila......dia tampak tak peduli...ku coba bertanya...

"Cila, tadi pagi sholat shubuh nak???", dengan senyum miris digelengkan kepalanya

Sudah menjadi kebiasaan ketika ku menghandle kelas, peraturan pertama di kelasku adalah "Sholat 5 waktu" yang ku buatkan form kontrol harian yang akan ku tanyakan tiap hari dan diakhir bulan sll ku siapkan reward untuk yang full sholat 5 waktunya.

Memang di hari pertama ku mengajar, ketika ditanya anak2 yang tidak sholat shubuh ada sekitar belasan. Hari esoknya berkurang...dan ber minggu2 kemudian makin membaik. Namun...ada satu anak yang konsisten bertahan tunjuk jari ketika ditanya siapa yg tidak sholat shubuh...

Itulah Cila.....jujur sedih banget sebenarnya. Pasti ada sesuatu dirumahnya... setiap mau pulang sll ketika giliran cila salaman, ku pegang erat tangannya...ku peluk dan ku doakan dg penuh semangat...harapanku untuk cila rajin sholatny..

"Cila,...sholat ya nak, ustzah ingin masuk surga sama2 dengan cila, ustazah sayaaang dg cila...", tatapku penuh cinta..

"Cila anak hebat yang baik hati, insya allah dengan rajin sholat akan makin disayang Allah...", ungkapku penuh motivasi

alhamdulillah dengan kata-kata positif dan doa...lambat laun cila berubah, lebih ceria dan lapor dengan malu-malu kalau dirinya sudah sholat.

walau...kadang,,...ad juga masanya sholatnya masih bolong. Tapi tidak seperti diawal yang seperti tidak ada gairah untuk melakukan ibadah dan perbuatan baik lainnya.

Tubuhnya yang mungil dulu serasa robot...tak berjiwa..

Cila jg banyak ketinggalan pelajaran di awal...sll mjd yg paling terakhir dan jarang mengumpulkan tugas. 

Ku coba untuk tdk terfokus pd kekurangannya....mendampinginya dan membantunya untuk menemukan potensi kebaikan yang membuat hari-harinya lebih berharga dan bermakna. Sering ketika belajar,..ku buat soal yg mudah dan ku minta cila menjawabnya didepan kelas...(ku yakin dia mampu) dan kami pun bertepuk tangan memujinya...

Ahh dia tersenyum malu-malu....sungguh, ku ingin semua anak tersenyum bahagia belajar bersamaku. Merasa aman..nyaman..terlindungi dan mendapatkan kasih sayang. 
Bukan kata-kata kasar, menyudutkan, menuntut dan keras. bukan bukan seperti itu tarbiyah yang Rasulullah ajarkan pada kita...

Ketegasan bukan berarti kita menjadi orang yang pemarah...berkata keras..hanya menimbulkan luka dan kesalah pahaman.

Guru yang lembut, penuh kasih sayang, perhatian dan perduli....
Menjadi muara ...kesejukan bagi jiwa2 kecil yang sedaang tumbuh dan berkembang...

Ahh nak....berbahagialah...smbutlah esok dengan ceria dan suka cita

bagaimana guru?? sudahkah kau sapa muridmu dengan bahasa cinta??

sudahkah kau rengkuh dengan kasih tulusmu....


Terimakasih Cila......

Guru...maukah menjadi guru yang dicintai muridnya?? dirindukan?? 

yuk hidupkan cinta di hati kt..dan cinta akan menuntun kita memberikan yang terbaik perhatian dan kasih sayang pada murid-murid kt



Tidak ada komentar:

Posting Komentar