Tampilkan postingan dengan label pks. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pks. Tampilkan semua postingan

Selasa, 13 Mei 2014

Khalifah Umar, Putrinya dan Penjaga Baitul Maal

Khalifah Umar, Putrinya dan Penjaga Baitul Maal Selasa, 15 April 2014 Dikisahkan bahwa anak perempuan khalifah Umar bin Abdul Aziz masuk ke ruangan ayahnya sambil menangis. Ketika itu ia masih seorang gadis kecil. Waktu itu adalah hari raya. Lalu beliau bertanya: Apa yang membuatmu menangis? Ia menjawab: Seluruh anak-anak memakai pakaian baru.... Sementara aku anak seorang khalifah memakai pakaian yang sudah usang.. Umar tersentuh melihat tangisan anaknya. Kemudian beliau pergi menemui penjaga baitul maal, dan mengajukan permintaan kepadanya... Bolehkah aku mengambil gajiku bulan depan? Penjaga baitul maal bertanya: Kenapa wahai Amirul Mu'minin? Lalu Umar menceritakan keadaan anaknya. Penjaga baitul maal menjawab: Tidak ada masalah, tapi dengan satu syarat... Umar bertanya: Apa syaratnya? Penjaga baitul maal: "Tuan bisa memberikan jaminan kepadaku bahwa tuan akan hidup sampai bulan depan, supaya bisa terus bertugas dan mendapatkan gaji yang ingin tuan ambil lebih duluan." Umar langsung meninggalkannya dan kembali menemui anaknya. Anaknya bertanya: Apa yang sudah ayah lakukan? Beliau menjawab: Apakah kalian bisa bersabar dan kita masuk surga bersama-sama, atau kalian tidak bisa bersabar dan ayahmu masuk neraka? Mereka menjawab: Kami akan sabar wahai ayahanda. *** Kiranya kita di hari ini mempunyai tiga orang ini; Penjaga Baitul Maal, Umar, dan anak-anak Umar. Jadilah seperti mereka pada posisimu masing-masing....Berkorbanlah dengan kehidupan yang fana untuk memperoleh kehidupan yang abadi. Selama itu tidak halal bagimu.. Maka jangan berusaha mendapatkannya dengan cara haram... Ya Allah, cukupkan lah kami dengan rezkimu yang halal dari yang haram. (Disarikan dari ceramah seorang ustadz di mesjid) *by Zulfi Akmal

Beginilah Umar bin Abdul Aziz Ditarbiyah Sejak Kecil

Beginilah Umar bin Abdul Aziz Ditarbiyah Sejak Kecil Minggu, 11 Mei 2014 Di masa kecilnya Umar bin Abdul Aziz diutus orang tuanya Abdul Aziz bin Marwan untuk belajar adab di Madinah. Beliau meminta kepada Imam Shalih bin Kaisan untuk melakukan itu. Adab pertama yang diajarkan gurunya adalah membiasakan shalat berjama'ah di mesjid. Pada suatu kali ia terlambat untuk menghadiri shalat berjama'ah. Setelah ditanya oleh gurunya ia menjawab: "Tukang sisir rambutku kelamaan menyisirnya". Gurunya berkata: "Segitunya menyisir rambut, sampai melambatkanmu untuk menghadiri shalat berjama'ah?" Saat itu juga gurunya menulis surat kepada ayah Umar bin Abdul Aziz yang menjadi gubernur di Mesir, melaporkan hal itu. Mendapatkan berita itu, ayah Umar bin Abdul Aziz segera mengirim tukang cukur dari Mesir ke Madinah. Sesampainya di Madinah ia terus saja menemui Umar bin Abdul Aziz. Tanpa ba bi bu langsung saja mencukur rambutnya sampai licin. Di antara pelajaran yang bisa diambil: 1. Sebelum disekolahkan, anak-anak diajari adab terlebih dahulu. 2. Adab paling penting yang pertama sekali ditanamkan kepada anak adalah menghadiri shalat berjama'ah di mesjid. 3. Kepedulian tinggi dan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru dalam mendidik anak. *by Zulfi Akmal from : http://www.pkspiyungan.org/2014/05/beginilah-umar-bin-abdul-aziz.html

Pintu Keluar dari Masalah

Salah seorang raja menjatuhkan hukuman mati terhadap seorang tukang kayu yang tidak jelas kesalahannya apa. Berita tentang keputusan itu bocor kepada si tukang kayu sebelum pengumuman resmi keluar. Akibatnya ia tidak bisa memejamkan mata untuk tidur di malam itu. Istrinya menasehati: "Tidurlah di malam ini seperti malam-malam sebelumnya. Tuhan itu hanya satu, sementara pintu keluar dari suatu masalah sangat banyak". Kalimat yang menentramkan itu tepat masuk ke dalam hatinya, hingga ia bisa menenangkan diri, dan ia pun bisa tidur di malam itu. Dia baru terbangun di pagi hari ketika pintu rumahnya diketuk oleh beberapa orang prajurit. Wajahnya langsung menjadi pucat. Dia melihat kepada istrinya dengan pandangan putus asa, menyesal, dan sedih karena telah mempercayai kata-katanya semalam. Dia membuka pintu dengan kedua tangan menggigil. Dia ulurkan tangannya ke arah pengawal supaya diikat. Para pengawal yang datang itu berkata kepadanya penuh keheranan: "Raja sudah wafat, kami meminta kamu untuk membuatkan sebuah peti mati untuk baginda". Waktu itu juga wajahnya berubah menjadi ceria. Kemudian ia melemparkan pandangan tanda mohon maaf ke arah istrinya. Istrinya tersenyum. Karena itu kadangkala seorang hamba sampai letih karena berfikir, sementara Allah yang memiliki semua rencana dan aturan. Siapa yang merasa hebat karena jabatan, hendaklah ia mengingat Fir'aun. Siapa yang merasa hebat karena harta, hendaklah ia mengingat Qarun. Siapa yang merasa hebat karena keturunan, hendaklah ia mengingat Abu Lahab. Kehebatan, kekuasaan dan kemuliaan hanya milik Allah satu-satunya. Dia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Dia cabut dari siapa yang Dia kehendaki juga. Jangan hukum masa depanmu dengan kondisi hari ini, Allah Maha Kuasa merubahnya dalam waktu sekejap. Tugas kita hanya berusaha dan terus berdo'a. FROM : http://www.pkspiyungan.org/2014/05/pintu-keluar-dari-masalah.html