Selasa, 03 Februari 2009

Ada kebaikan pada dirinya…!

Sekolah kami adalah sekolah islam terpadu. Lingkungan pendidikan yang ada diset sebagai lingkungan yang siap untuk mendidik anak, tidak hanya fikri dan jasad namun juga akhlaqnya. Perekrutan guru berkualitas secara ilmu dan agama menjadi urusan yang tak bisa dianggap sepele. Karena kesuksesan pendidikan salah satu tergantung bagaimana akhlaq guru-gurunya ?

Hal yang sangat terasa ketika pertama kali masuk kesekolah ini adalah, nuansa kekeluargaan pada guru-guru. Baru datang, saya disambut hangat dan ramah. Saya merasa sudah menjadi bagian mereka sejak lama. Disekolah ini tidak ada senior dan yunior…semua sama. Saya langsung merasa nyaman dengan rekan-rekan gurunya. Subhanallah. Kalau dilingkungan sekolah yang lain, selalu ada orang-orang yang iri / atau kadang bergaya senior pada kita. Disini tak ada. Semuanya baik hati. Itu penilaian awal saya.

Setelah bergabung lama, ternyata tak ada kesempurnaan pada suatu lingkungan. Persinggungan antar teman itu tetap ada, walau tidak tajam. Saya masih maklum. Namun ada satu guru yang mempunyai karakter unik. Dan perlu waktu lama bagi saya dan teman-teman untuk memahaminya. Bu lana kami memanggilnya. Sebenarnya, beliau sangat pintar dan selalu bertanggung jawab terhadap semua tugasnya. Hanya satu hal yang membuat teman-teman kurang suka. Beliau suka berkomentar negatif dan cenderung membanggakan diri pada tiap ucapannya. Akhirnya, banyak teman yang menarik diri untuk berinteraksi lebih dalam. Dan hal itu membuat bu lana jadi kesal sama teman-temannya, beliau menganggap guru-guru tidak baik pada beliau.

Padahal benar ga sih ? lalu siapa dong yang benar ? Selama ini saya mencoba menjadi teman yang bijak dan netral, caya coba dengarkan curahan hatinya. Akhirnya, saya menarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada dirinya ini adalah karakter yang tak disadarinya. Bukan suatu kesalahan kalau dia begitu. Tinggal kita sebagai sahabatnya menjadi pelurus ketika ada yang kurang tepat diungkapkannya.

Namun, suatu saat ada rekan saya dari luar yang masuk menjadi guru bahasa di sekolah kami. Dan rekan saya ini mengajar di kelas bu lana. Baru seminggu mengajar, kami dikejutkan ketika bu wira ( guru baru tsb ) mengundurkan diri. Usut punya usut, bu wira pun mengaku tidak sanggup menghadapi komentar pedas dari bu lana saat dia mengajar.

Saya yang semula selalu berpihak pada bu lana, menjadi kesal. Pun teman-teman yang lain, menjadi kebiasaan kita ketika ada guru baru akan kita rangkul dan kita beri ucapan semangat. Karena untuk menjadi guru selalu sulit pada awal-awal penguasaan kelas. Dengan tidak bermaksud menyinggung bu lana, sayapun ungkapkan kata-kata yang bernada bahwa, dia puas dengan keluarnya bu wira. Sayapun berlalu.

Kejadian itupun membuat bu lana sedih dan mengungkapkan kejengkelannya pada teman-teman, tentang sikap saya. Dan banyak laporan teman-teman tentang saya, yang telah menghardik beliau. Saat itu saya cuek dan tak berkomentar. Terkadang, seorang teman yang sudah keterlaluan perlu diberi shock terapy. Karena dia tak pernah tahu kata-katanya telah sangat melukai hati seseorang. Walau cara saya juga salah, telah membuat bu lana sedih.

Alhamdulillah, walau sempat terdiam beberapa saat. Hubungan kami membaik, bu lana sangat profesional dan tetap mendampingi anak-anaknya saat pelajaran saya. Itu membuat saya salut. Saya mulai melihat kebaikan lain di sisi dirinya.

Dan kemarin bu sri guru kelas 1 bercerita, ada anak muridnya yang terjatuh sehingga kepala berdarah. Ketika guru-guru yang lain masih terpana tidak lekas bergerak untuk memegang anak itu. Dengan cekatan bu lana langsung menarik tubuh anak itu, menggendongnnya ke klinik. Sampai kerudungpun terkena darah. Pun ketika di ruang dokter, bu sri tidak tega menemani muridnya dijahit. Bu lana, dengan kuat dan tegar memberikan ketenangan pada anak yang jatuh tadi. Subhanallah

Disaat menanti anak tersebut selesai diobati, bu lana dan bu sri saling bercerita. Bu lana menyampaikan pada bu sri, bahwa disekolah tidak banyak guru yang menyukainya. Maka dia tak punya teman dekat. Padahal sudah hampir 3 tahun dia mengajar disana. Dan dengan tulus bu sri berkata :

“ Siapa bilang bu lana tak punya teman ? “

“ Aku mau menjadi teman bu lana,” kata bu sri dengan tulus.

Subhanallah. Ternyata, terkadang kita terlalu terfokus pada sisi buruk seseorang. Sehingga menghalangi kita untuk melihat kebaikan yang ada padanya. Bu lana, saya tahu anda sangat profesional dalam bekerja. Mencintai murid tanpa pilih-pilih. Semoga kita terus memperbaiki diri, dan anda…..siap membuka diri untuk semua teman dan saudara disekitar kita.

Sayapun mulai menyadari….bahwa cinta itu ada diantara kita….dan bu lana akan menjadi guru yang makin cemerlang….saat dirinya juga membagi cinta untuk rekan-rekan yang ada disekitarnya…….

Gelayut cinta untuk lana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar