Selasa, 03 Februari 2009

Guru, jangan batasi diri dari Tekhnologi !!!

Sekitar 2 tahun yang lalu, saat saya sedang mengajar kelas komputer di lab. Murid saya, afra mendekati meja dan menyodorkan sebuah bungkusan. Afra menyampaikan amanah ibunya untuk saya. Ketika saya buka, ternyata isinya ada disk cleaner, mouse, dan selembar kertas. Barang-barang itu tentu sangat bermanfaat untuk lab komputer kami. Saya jadi teringat, ketika afra harus memakai mouse yang agak macet yang memang sudah agak rusak, harus diganti. Namun, pengajuan akan mouse perlu proses agak lama di yayasan sekolah kami. Mungkin afra bercerita / ibunya yang sangat tanggap. Subhanallah. Walau belum bertemu beliau, saya yakin beliau orang yang sangat perhatian terhadap anaknya.

Nah, dibungkusan itu ada selembar kertas yang berisi informasi sebuah lomba penulisan untuk guru-guru yang mengajar TIK ( Tekhnologi Informasi Komputer), tentang pengalamannya dalam mengajar. Ketika saya baca disitu tertera satu milis, milis Smart Teacher. Untuk mengikuti lomba tersebut, saya harus mendaftar dulu menjadi anggota milis. Jujur saya akui walau guru komputer, saya termasuk jarang berinteraksi dengan internet, apalagi browsing dan menjadi anggota milis-milis. Ternyata kertas lomba dari mama afra menjadi awal saya memotivasi diri saya dalam berinteraksi dengan tekhnology sampai sekarang.

Ada satu kisah yang luar biasa buat saya, yang kisah ini hadir karena interaksi dengan internet. Ceritanya, setelah menjadi member milis Smart Teacher, saya sering mendapat email-email tentang motivasi atau curhat dalam pengajaran. Ada satu orang ibu-ibu yang beliau sangat rajin mengirim tulisan untuk group di milis. Dan kata-kata yang ada benar-benar mencerminkan sosok guru yang sejati. Sangat memotivasi dan cerdas. Beliau adalah ibu Siti mesuri. Selanjutnya saya memanggil beliau mbak siti. Dibandingkan beliau sebenarnya saya tidak ada apa-apanya…uuuh jaaauh. Membaca perjalanan hidupnya melalu blog dan websitenya, sungguh sarat dengan perjuangan.

Mbak siti, lahir dari keluarga guru di desa kecil pangkep makasar. Dengan serba keterbatasan ekonomi, orangtuanya tetap semangat mendorong anak-anaknya untuk sekolah. Hal itu memotivasi mbak siti untuk berprestasi, dari SMU beliau sudah mendapat bea siswa. S1 di makasar beliau lalui dengan bea siswa full, S2 di universitas surabaya juga demikian. Akhirnya beliau menjadi dosen di Universitas surabaya. Tapi apakah beliau berpuas disitu saja ? tidak….beliau tetap semangat mencari ilmu, walau sudah dikarunia 2 putri kecil. Beliau nekad mengikuti seleksi bea siswa S3 untuk Phd matematika di Universitas Queensland australia, yang didanai AusAid foundation. Walau bersaing dengan ribuan orang mbak siti tetap tegar melangkah. Alhamdulillah Allah memberikan bea siswa itu untuk beliau.

Namun apakah segalanya begitu mudah untuk beliau lalui ? tidak. Mbak siti harus berpisah 6 bulan pertama dengan putri kecilnya, karena harus ikut kursus bahasa inggris dulu di Bali. Dengan dukungan suami dan keluarganya mbak siti mantab melangkah. Sampai akhirnya, tiba waktu keberangkatannya ke australlia. Tetap tidak didampingi suami dan anak, mereka baru bisa menyusul 3 bulan berikutnya. Namun dengan mantap mbak siti tetap melangkah, dihatinya dengan teguh berkata..”Aku berangkat untuk Guru dan Demi Guru-guru di negeriku…..” sungguh suatu cita-cita yang mulia. Menuntunnya menjadi makin berprestasi.

Ketika tahun ke 3 di Queensland, beliau mendapat tugas menemani 2 profesor matematika disana untuk menghadiri konferensi nasional matematika di Bandung. Mereka adalah Prof Robyn anderson, dan Pof Merlyn, dua pejuang pendidikan di Australia. Inilah awal pertemuan kami.

Pada sore hari, telpon dirumah bapak kontrakan saya berdering. Ada wanita yang bernama siti dari australia, ingin bicara dengan saya. Hati saya dag dig dug. Apa mbak siti yang di milis ? masak iya…ada apa. Selama ini saya selalu menganggap berteman / berkenalan di internet adalah maya. Tidak nyata. Setelah mendengar suara beliau, ternyata benar. Subhanallah. Terdengar sapa lembut diseberang telfon. Beliau adalah orang yang sangat saya kagumi, yang menjadi motivator tak langsung bagi saya untuk kuliah lagi. Dan sekarang sedang menelfon saya..( Norak ya he he )

Beliau berkata, akan mendampingi profesor ke Bandung, dan beliau punya rencana untuk mampir jakarta bertemu dengan guru-guru dijakarta, sekalian mengenalkan pada profesor anderson dengan guru-guru. Dan beliau menawarkan amanah, maukah saya menjadi EO selama beliau dijakarta. Subhanallah mimpi apa ya, kok beliau begitu percaya pada saya…..menjadi EO acara yang besar bisa ga ya…?

Akhirnya saya bawa tawaran mbak siti ke sekolah, sebelumnya memang teman-teman dan sekolah sudah tidak asing dengan sosok beliau, karena saya sering menempelken tulisan beliau di mading sekolah. Sekolah saya sangat terbuka untuk menerima kedatangan beliau dan prof. Anderson, kami pun membentuk tim panitia kecil untuk penyambutan dan workshop. Menjadi hal yang sangat amazing buat saya, saat menjemput di bandara. Kami yang belum saling tatap muka, akan saling melihat hari ini. Hari itu menjadi hari yang sangat istimewa buat saya. Terlihat, seorang wanita berjilbab rapi, diapit 2 turis yang sudah cukup usia. Dan ternyata itulah beliau Mbak siti Maesuri. Teman maya yang menjadi nyata. Guru dan dosen jarak jauh saya. Subhanallah. Saya bahagia.

Dengan senang hati kami mengantar tamu kami kehotel, sepanjang jalan saya hanya terdiam, bingung mau bicara apa. He he. Hari pertama mbak siti dan mrs. Anderson berkenalan ramah tamah dengan guru-guru disekolah, dilanjutkan dengan berkeliling jakarta. Pada waktu itu bu efi dan bu ita ( yayasan ) sendiri yang menyetir mengantar dua tamu istimewa kami. Lalu hari kedua, diundanglah sekolah-sekolah di daerah kami untuk mengikuti workshop matematika yang langsung diisi mrs anderson dan penterjemahnya mbak siti.

Alhamdulillah acara berjalan dengan baik, dan tekhnology telah mengantarkan saya untuk menjumpai orang-orang istimewa seperti mbak siti dan mrs anderson. Yang kemudian membawanya kedunia nyata, dan manfaatnya tidak hanya saya rasakan sendiri, tapi sekolah, dan guru-guru bisa ikut berinteraksi.

Jadi, Jangan pernah mengabaikan tekhnology, internet bisa menjadi sarana menyambung silahturahmi. Ketika tangan tak bisa saling menjabat, namun kabar dan cerita tetap bisa menjadi pengerat persahabatan. Mau dimanapun sahabat kita berada, austalia, amerika, arab dibelahan bumi manapun.

Saya yakin, teman-teman mempunyai cerita lebih seru selama bercengkerama dengan internet. Yuk, kita manfaatkan untuk upgrade diri. Bersama-sama mengajak murid kita menemukan kebaikan padanya, pengetahuan dan persahabatan. Kita yang harus mengenalkannya pada anak didik kita, jangan biarkan mereka belajar sendiri. Yang kemudian tanpa nasehat kita, mereka terjerembab memanfaatkan tekhnology untuk yang mubazir atau kenistaan dunia pornografi. Jiwa muda mereka yang serba ingin tahu, tak kan pernah terbendung dengan ilmu-ilmu baru yang ingin mereka ketahui. Saya yakin, murid yang cerdas dan cukup bekal dari gurunya, akan bisa menyaring informasi yang diperlukan / yang layak dibuang. Siswa kita sudah cukup dewasa menyikapinya…!

2 komentar:

  1. saya bisa minta nomor telepon atau website atau blognya mba siti ga ? makasih sebeklumnya

    BalasHapus
  2. oh tentu pak, inin web beliau : http://journey.maesuri.com/

    BalasHapus