Senin, 25 Mei 2009

Antara Guru dan Dokter bekam

Saya termasuk seorang ‘pembelajar’, senang sekali memperlajari ilmu-ilmu diluar bidang profesi kita. Semua berawal dari kecintaan kami terhadap pengobatan Thibbun Nabawi. Suami yang lebih dulu belajar tentang bagaimana rasulullah menjaga kesehatannya ? kami temukan banyak hal yang sederhana namun sangat bermanfaat untuk kesehatan.
Madu…adalah salah satu makanan terbaik, yang sangat bermanfaat bagi tubuh, bahkan di Al qur’an ada surat An nahl yang membahas tentang keajaiban madu. Kami pun menjadikannya menjadi suplemen wajib setiap hari. Karena madu merupakan antibiotik alami yang bisa melawan semua virus / bakteri yang merugikan tubuh, madu juga sumber energi dan vitamin. Ada lagi….habatussauda….adalah bijih hitam, dengan nama latin nigella sativa..ada hadist yang shahih bukhari muslim, bahwa habatussauda adalah obat segala penyakit kecuali maut. Subhanallah.
Makin kami salami cara nabi menjaga kesehatannya…kami makin kagum. Kurma yang Rasulullah konsumsi adalah makanan terbaik, yang sangat bersahabat untuk pencernaan. Sumber energi yang tinggi, bisa menambah trombosit dengan cepat untuk penderita Typus dan DBD. Sari kurma juga sangat baik untuk ibu hamil dan menyusui.
Satu hal lagi…..rasulullah senantiasa menjaga kesehatannya dengan rutin berbekam. Bekam ? yah….bekam adalah proses mengambil darah kotor pada tubuh kita pada penyumbatan darah di pembuluh darah kapiler. Efek yang ditimbulkan adalah badan akan terasa lebih ringan dan sehat.
Nah, menyimak dari kisah rasul, kami semangat sekali untuk belajar. Karena dengan ilmu pengobatan rasul itu, bisa untuk menjaga kesehatan keluarga kami. Kamipun mengikuti bebarapa pelatihan untuk memantabkan keilmuan kami. Untuk bekam selain, belajar dari ustadz yang berguru ke mesir, kami juga belajar sterilisasi dan anatomi penyakit dari seorang dokter sekaligus praktisi bekam juga.
Padahal sebelumnya tak ada bayangan buat saya menguasai ilmu bekam. Pasalnya, saya takut sekali sama darah. Namun, dengan bijak suami saya menyertakan saya pada pelartihan bekam, dan memotivasi. Beliau membiasakan saya belajar sendiri tanpa memaksa saya harus bisa.
Namun,….ketika mendapat materi, motivasi dan penguatan saya jadi makin tertarik untuk menguasainya. Tiba saat praktikum, membekam diri sendiri dan orang lain…. saya gemetar. Akhirnya saya turun ke masjid….saya sujud…pada Allah..saya meminta…..” Ya Allah berilah keberanian pada si penakut ini, hanya Engkaulah yang bisa membuat keberanian pada hamba.”
Subhanallah…selesai berdoa…saya kembali ke ruang pelatihan, dengan percaya diri saya goreskan bisturi ( surgical blade ) ke tangan saya, mengikuti intruksi kedalaman titik dari pelatih. Luar biasa….Allahu akbar. Titik yang saya goreskan, benar dan optimal.
Selanjutnya saya lebih percaya diri….bahwa Allah meridloi saya menyerap ilmu ini. Pengalaman kedua yang tak kan pernah trlupa, selang beberapa hari pulang pelatihan suami saya sakit..infeksi saluran kencing. Beliau berguling-guling karena menahan sakit. Akhirnya saya bawa ke dokter, pulang dari dokter kondisinya tetap tidak membaik, bahkan beliau muntah-muntah ketika meminum obatnya. Pada tengah malam, suami diserang sakit yang hebat. Ditengah kondisi itu beliau meminta saya membekam,…saya sempat takut,..takut salah mengatasi problem suami. Namun beliau meyakinkan…bahwa segala ikhtiar harus dicoba. Akhirnya,..dengan ilmu bekam saya yang masih amatir, saya bekam beliau. Subhanallah…saya bersujud pada Allah, setelah dibekam rasa sakit suami berkurang dan bisa tidur. Bahkan keesokan harinya beliau kembali segar. Allah yang memberi kesembuhan. Alhamdulillah ya Syifa……..
Pengalaman demi pengalaman menangani beberapa kasus penyakit dari keluarga dan teman-teman dekat. Membuat saya mulai tergerak untuk membantu orang lain yang membutuhkan jasa dari ilmu saya.
Hingga akhirnya sekarang selain sebagai Guru…saya juga seorang pembekam..teman-teman menjuluki saya ‘dokter bekam’ hmmm terlalu berlebihan ya…karena sesungguhnya kemampuan saya masih sangat jauh dari kapasitas mumpuni untuk dunia pengobatan. Hanya sedikit yang saya bisa, itulah yang diberikan. Hal ini membuat saya termotivasi untuk senantiasa belajar…..
Jadi jangan heran..ketika ada guru yang mungil membawa perlengkapan tas besar…berisi alat-alat bekam..kesekolah, dan siap membekam teman-teman guru diantara jam mengajar. …yah itu adalah saya….! Senang sekali bisa melakukan sesuatu untuk para guru. Membantu mereka untuk kembali sehat, dan ringan dalam mengajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar