Senin, 25 Mei 2009

Menyelam dalam samudra kasih sayang

Hidup akan sangat berarti dengan kebersamaan, merasa disayangi dan bisa menyayangi. Hal yang sangat terasa disekolah kami adalah, rasa kekeluargaan dan semangat saling menyayangi antar rekan guru. Kami seperti sebuah bangunan keluarga. Dipagi hari, kami bertemu, sapa dan sarapan bersama sebelum menuntaskan tugas mulia.

Terkadang, kami lihat wajah ceria meronai sahabat kami, dan tak jarang kami lihat warna yang berbeda pada raut wajahnya esok hari. Ini berarti, ada sesuatu yang terjadi pada teman kami. Mungkin dia sedih, ada masalah, ….. kami berusaha membaca dan menyelaminya….sampai kami paham,…sehingga bisa mengulurkan bentuk bantuan apa untuk dirinya. Agar teman kami bisa ceria kembali…….

Ada satu orang teman kami, Lilia yang sangat lembut dan penuh kasih. Dia selalu rajin mengantarkan teman-temannya kemana keperluannya dengan motor mio kesayangan. Walau dia lelah, tapi dia selalu tersenyum dan mengangguk bila ada yang perlu pertolongannya. Lilia menjadi begitu istimewa buat saya, dia adalah potret keteladanan yang tak pernah berhenti untuk menolong orang lain. Padahal fisiknya sangat lemah, lilia punya penyakit lemah jantung dan penyakit lambung yang cukup serius, yang bisa kambuh kapan saja, entah malam, siang bahkan ketika dia sedang mengendarai motor. Kami sangat khawatir dengan dirinya, tapi Lilia tidak mau dikasihani, dia akan marah jika kami menganggapnya sakit. Akhirnya, untuk melihat kondisinya sedang fit atau tidak, saya biasa membaca wajahnya. Terkadang wajahnya sangat pucat dan putih, matanya cekung. Kalau sudah begitu, saya akan minta dia istirahat. Dan teman-teman yang lain, berusaha memberi ruang agar dia bisa beistirahat dengan tenang.

Seminggu lalu Lilia jatuh sakit, kami mengira Lilia kecapekan dan dia perlu istirahat. Dua hari berlalu, sakitnya tak kunjung sembuh. Akhirnya saya bawa lilia ke dokter, maklum keluarga lilia jauh, dia anak kost. Diagnosis dokter, lilia darah rendah, sangat rendah 80 / 60, dan ada peradangan dalam lambungnya. Lilia juga diserang sesak nafas, dan batuk yang tak berhenti. Akhirnya, lilia diminta istirahat selama 1 minggu. Orangtuanyapun datang menjemputnya, untuk dirawat dirumah.

1 Minggu berselang, lilia kembali ke jakarta diantar ibunya. Lilia sudah agak membaik, namun masih sangat lemas dan pucat. Saya pun mengusulkan test Lab untuk memastikan kondisi Lilia. Karena Lilia bersi keras untuk masuk sekolah dan mengajar. Namun, untuk memastikan kondisinya saat ini, Ibu membawa Lilia ke dokter dulu. Lilia tidak ingin merepotkan orang lain, dalam kondisi lemah dia berjalan dengan ibu ke dokter, padahal saya sudah wanti-wanti, saya yang akan mengantarkannya.

Diagnosa dokter membuat kami sangat kaget, lilia menelpon saya. Dan memberi tahu bahwa dia terkena hepatitis A. Deg….ya Allah….. dan lilia meminta saya menjemput dipinggir jalan, karena dia tak kuat untuk berjalan pulang. Tiba-tiba…saya merasa sangat takut ….. tapi saya berusaha untuk menenangkannya. Dan memberi motivasi padanya bahwa Allah akan memberi kesembuhan pada hamba-Nya….. Lilia harus istirahat total dan tidak boleh beraktivitas. Saya tahu, pasti dia sangat bosan, dia yang biasa penuh dengan aktifitas harus terbaring dirumah sepanjang hari.

Lilia….. gadis lembut, penurut dan pekerja keras demi menghidupi adik dan ortunya. Hampir setiap hari pulang kerumah jam 9 malam, karena mengajar les setelah sekolah. Dia berusaha menambah penghasilan, untuk membiaya kuliah adiknya. Seminggu penuh dia bekerja sampai malam. Sehingga kurang memperhatikan konsumsi makanannya. Lilia…lilia……Semoga Allah memberikan kelapangan hati untukmu..dan kesabaran dalam cobaan ini, menjelang 1 bulan menuju pernikahanmu….!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar