Senin, 25 Mei 2009

Selembut hati Oim

Disekolah kami mempunyai Laboratorium computer yang memadai. Dengan pemenuhan jumlah computer dan jumlah siswa, membuat siswa bisa belajar TI dengan satu computer satu anak. Dengan tingginya tingkat pemakaian dari kelas 1- 6, dan guru. Membuat computer kami sering rusak. Kebutuhan akan IT maintance sudah menjadi hal yang tidak bisa dihindari. Keberaannya membuat computer selalu siap, untuk digunakan.
Orang yang paling sibuk mempersiapkan computer dan jaringan di laboratorium komputer itu adalah Pak Oim, beliau Pj lab sekaligus IT maintance. Bolak-balik pak oim mondar-mandir memeriksa kabel jaringan yang kadang nyambung, kadang ilang, susah ditebak he he he. Wajah serius beliau, terlihat lucu, sasaran empuk untuk kami ‘kerjain’. Yah, begitulah walau kadang beban kerja kami begitu tinggi dengan kesibukan menggunung. Tapi kami selalu bercanda, menyegarkan diri agar tidak jenuh.
Pak Oim orang yang sangat baik, dia dikenal karyawan dengan multi working. Kadang di lab sebagai PJ Lab, kadang di yayasan sebagai admin umum, kadang di TK dan SD karana membetulkan computer / printer error. Belum lagi kerendahan hatinya, yang selalu menerima ‘pekerjaan dadakan’ dari rekan lain yang meminta bantuan padanya. Setiap hari telepon yang berdering mencari dirinya sangat sering dari berbagai bagian.
Suatu saat Pak oim bertanya dengan wajah sendu, “ Bu, bagaimana ya bersikap professional ? saya merasa pekerjaan saya tidak pernah tuntas.”
Sayapun menjawab, “ Kita hanya manusia biasa pak, tangan kita tidak akan sanggup mengerjakan banyak pekerjaan pada waktu yang sama, kita harus memilih mana yang terlebih dulu kita kerjakan, melihat dari prioritas pekerjaan dan kemampuan antum.”
Beliau menambahkan, “ Tapi bu, semua pihak yang berinteraksi dengan saya merasa pekerjaan mereka yang terpenting, dan ada dampak yang kurang baik jika tidak dikerjakan saat itu juga.
Saya menghela nafas dalam-dalam, “ Pak oim, harus belajar…belajar untuk berkata tidak, jika saat itu pak oim tengah mengerjakan sesuatu dan sedang ditunggu pula, dan memberi pengertian bahwa pak oim sibuk, setelah selesai baru pak oim akan bantu.”
Subhanallah, teman saya yang sangat baik ini tidak ingin menyakiti orang lain dengan beliau menolak untuk membantu pada saat itu. Hatinya sangat lembut dan halus. Saya belajar banyak dari kisahnya, sudah seharusnya kita bertanya dengan bijak jika ingin mengganggu atau meminta bantuan orang lain. Misalnya :
“ Pak, lagi sibuk ? boleh saya minta bantuan ? “
Atau, “ Pak, nanti kalau sudah selesai pekerjaannya, saya mau minta bantuannya ya !
Masalah bahasa yang tinggal kita kemas untuk membuat orang-orang seperti Pak Oim nyaman, dan bisa bekerja dengan tenang dan fokus. Belajar sedikit menekan keegoisan sifat kita sebagai watak dasar manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar