Senin, 25 Mei 2009

Sabar dan ilmu

Siapa bilang mendidik anak itu susah ? mendidik adalah aktivitas yang berkesinambungan. Bisakah mendidik dilakukan dengan terburu-buru, ingin langsung merubah anak menjadi baik dalam hitungan menit, jam, hari. Bukankah rasulullah pernah bersabda…bahwa pendidikan seorang anak dimulai 20 tahun sebelum kelahirannya. Ini artinya, si ibu harus dipersiapkan dulu, bekal ilmunya. Jauh sebelum si anak itu lahir.

Banyak sekali kasus dimasyarakat, ada pasangan suami-istri dikaruniai anak namun mereka tak tahu harus mendidik yang benar. Padahal yang mereka lahirkan adalah genarasi masa depan. Kasus yang bisa kita pelajari juga adalah dalam tayanngan The Nany, di Metro TV. Semua akar permasalahan anak nakal, bandel, susah diatur dsb. Adalah orangtua yang taidak memahami cara mendidik dan emnciptakan lingkungan pendidikan dirumahnya. Bahkan rata-rata orangtua ingin memiliki dunia sendiri, yang terpisah dari dunia anak-anak, mereka tetap ingin kebebasan tanpa perlu direpotkan dengan urusan kebutuhan anak-anak.

Cukupkah anak-akan mendapat kebutuhan materi saja ? tentu tidak, ada kebutuhan lain yang sangat penting. Kebutuhan kasih sayang yang terintegrasi dengan pendidikan. Apakah tepat jika ada orang tua yang mengklaim bahwa seorang anak autis tidak bisa dirubah lagi. Mereka ‘malas’ untuk bergerak mencari bantuan bagaimana ilmu untuk mengatasi masalah anaknya. Lalu anak itu dibiarkan tumbuh begitu saja tanpa arahan. Karena mereka fakir percuma, diajari juga tidak mengerti. Inilah kesalahan kita, kita tidak bisa ‘instan’ dalam mendidik. Proses yang bersekesinambungan itu memang memerlukan energi kesabaran yang besar. Tapi, jika kita bisa menjalani peran sebagai orang tua dengan rileks, positif dan bahagia. Frame berfikir itu yang akan membantu kita lepas dari ‘frame’ anak adalah beban.

Dengan menikmati setiap detik kebersamaan, dengan kasih sayang dan cinta. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang hangat dan penuh kasih sayang pula. Masih ingat kisah Hellen keller, seorang anak yang bisu, buta, dan tuli. Orang tua memberinya kasih sayang tapi tanpa terintegrasi dengan pendidikan. Apa yang terjadi ? Hellen tumbuh menjadi anak yang liar dan tidak punya aturan, yang tidak ubahnya dengan perilaku hewan. Tapi kekurangan yang diderita Hellen tersebut bukannya dia tidak bisa dididik. Seorang anak mempunya rasa dan hati. Dengan mata hatinya dia bisa menangkap pembelajaran dari orang lain. Seorang guru yang dengan tekun, sabar dan komitmen. Akhirnya mampu mengeluarkan Hellen dari belenggu anak liar, menjadi anak yang beradab. Jadi,….kasih sayang tidak cukup jika tidak didasari ilmu untuk mendidik. Ilmupun tidak cukup jika tidak ada kesabaran. Kita harus mengintegrasikan Sabar, ilmu dan ksaih sayang dalam mendidik……



Make it simple edu, 24 Maret 09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar