Senin, 25 Mei 2009

Belajar kembali Menjadi Orang tua

Di sekolah kami, mengadakan acara seminar pendidikan tentang ‘Disiplin pada Anak’. Acara tersebut diselenggarakan dengan kepanitaan gabungan, Guru dan orang tua. Pada Sabtu pagi, teman-teman panitia sudah bersibuk ria dengan tugas-tugasnya. Saya mendapat kesempatan menjemput pembicara bersama bu yusra dan bu erika selaku panitai dari orang tua murid. Kami menjemput Bu Elly Risman, seorong psikolog senior dan pemerhait pendidikan.

Selama di perjalanan, kami sudah siapkan beberapa pertanyaan seputar pendidikan untuk beliau. Point yang Pertama pertanyaan saya adalah, Apa dampak tekhnologi internet dalam pembentukan karekter anak ?

Beliau menjelaskan bahwa sekarang kita memasuki era yang disebut ‘Era Layar’, ada dampak negative yang akan terjadi jika orangtua lengah dalam menyikapi hal ini. Keingin tahuan anak-anak tentang tekhnologi internet memang sudah tak terbendung, tanpa diajaripun mereka bisa mengetahui tekhnologi ini sendiri. Mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain, atau sekedar membuka facebook dan chatting. Memahami tekhnologi, dan menggunakannya untuk belajar sebenarnya tak ada yang salah. Namun, jika kemudian penggunaannya berlebihan, sehingga bermalas-malasan untuk melakukan aktivitas yang lain, seperti sholat, tilawah atau membantu pekerjaan orang tua. Belum lagi, jika rasa ingin tahu mereka yang begitu besar tentang pornografi. Lalu mereka iseng nonton, dan kemudian ketagihan. Siapa yang bisa mengontrol ?...........

Orang tua harus menyadari, derasnya arus tekhnologi ini bisa mengacaukan pendidikan yang sedang dibangun untuk seorang anak. Mengontrol dan mengawasi,serta ikut memasuki dunia anak adalah langkah untuk menjaga mereka dari pengaruh-pengaruh yang buruk. Seorang dokter bedah dari amerika, mengungkapkan temuannya, bahwa otak manusia akan mengecil, jika sering menonton adegan pronografi.

Point kedua, masukan bu Elly adalah : “Jangan merusak otak anak dengan memberikan beban pelajaran yang berat dengan pengajaran yang kaku dan tidak menyenangkan.” Jadi, ternyata untuk mengajar kita tidak boleh sembarangan sekedar menyampaikan materi ya sudah…beres. Tanpa mengindahkan kondisi lelah fisik dan fakir murid. Intinya…semua guru WAJIB mengajar dengan menyenangkan.

Akhirnya diskusi kami berakhir, dengan tibanya kami di tempat seminar. Seminar tersebut diikuti orangtua murid dengan antusias. Akar permasalahan anak yang disebut bermasalah pada dasarnya ada pada orangtuanya. Hal itu yang diungkapkan bu elly tanpa menggurui. Beliau mencontohkan dirinya sendiri, terkadang kurang bisa mengontrol emosi dan memahami anak. Padahal terkadang, pertanyaan anak sangat sederhana. Namun disikapi dengan serius dan emosi. Penting sekali orangtua senantiasa belajar menjadi ‘orangtua’ yang baik. Dengan pelatihan seperti ini, orangtua terbantu untuk menyadari kesalahan dalam mendidik anak. Memperbaiki komunikasi dengan anak, memahami kebutuhan mereka, memasuki dunianya agar bisa mengerti anak kita ‘hidup’ di alam pikiran yang mana ?.

“Our Word shape Our Children”…….Kata-kata orang tua akan membentuk karakter anak dimasa depan. Jadi, jangan sepelekan kekuatan kata-kata. Hanya dengan pilihan kata / diksi yang baik dan tepat, akan membuat anak kita berkata-kata baik dan santun pula. Subhanallah …..sesungguhnya para orangtua bisa belajar banyak dari anak-anak, tanpa disadari…anak adalah cerminan orang tua….!

Be best parent, 24 maret 09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar